Arkeolog BPCB Jawa Timur Muhammad Ichwan mengungkapkan, logam kuno yang ditemukan warga saat menggali tanah untuk membangun rumah jumlahnya cukup banyak.
BACA JUGA:Sebuah Transformasi Bersejarah Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye
Saat dimasukkan karung, volumenya hampir setengah karung plastik. Adapun beratnya, sebanyak 25,25 kilogram. "Waktu kita timbang, beratnya mencapai 25,25 kilogram," ungkap Ichwan .
Berdasarkan hasil identifikasi, logam kuno dengan lubang pada bagian tengah tersebut merupakan uang kepeng. Uang kepeng merupakan mata uang dari China yang menjadi alat transaksi perniagaan pada masa lalu.
"Hasil identifikasi kami, logam kuno itu adalah uang kepeng. Mata uang ini dari China," kata Ichwan.
Menurut pamong budaya BPCB Jawa Timur tersebut, uang kepeng menjadi alat transaksi niaga yang berlaku pada masa dinasti Tang, dinasti Song, dan dinasti Ming.
BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah Candi Singosari di Malang yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan 5 Fakta Menarik Candi Singosari di Jawa Timur
Uang kepeng tersebut juga beredar di beberapa negara yang memiliki hubungan perdagangan dengan China, termasuk Kerajaan Majapahit.
Di lokasi penemuan uang kepeng, ditemukan pula pecahan tembikar, pecahan keramik, serta pecahan bata kuno. Ichwan mengungkapkan, pecahan tembikar dan keramik teridentifikasi berasal dari China pada masa dinasti Ming.
Adapun pecahan bata kuno yang ditemukan di lokasi yang sama teridentifikasi sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit. "Untuk pecahan bata, hasil identifikasi kami menyatakan kalau benda itu ada di masa Majapahit," ungkap Ichwan.
Dia menambahkan, berbagai penemuan benda kuno di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, mengindikasikan adanya keterkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit.
Apalagi, lokasi penemuan hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari Trowulan, serta wilayah penemuan berada dalam kawasan strategis cagar budaya nasional Trowulan.