Perempuan tersebut akan diminta untuk mengirim foto, termasuk dalam keadaan minim busana dan juga data diri untuk keterangan di tempat kerja.
Ternyata, data tersebut pelaku gunakan untuk mengancam korban yang dinamakan sebagai “Budak Baksa”.
Ia akan menuntut korban untuk melakukan segala perintahnya, mulai dari foto tanpa busana, menjilat kamar mandi, hingga menyakiti diri sendiri.
Ternyata, Baksa tidak hanya bergerak sendiri. Ada pemilik chatroom lainnya dengan nama samaran Godgod.
BACA JUGA:TNI Polri Gelar Tactical Floor Game, Begini Skema Pengamanan KTT WWF ke 10
Perlawanan Baksa Cs
Hal mengerikan dalam sinopsis film Korea Cyber Hell ini adalah Baksa yang tidak memiliki rasa takut.
Ia bahkan masih berani untuk melawan para jurnalis. Baksa menyiarkan informasi pribadi Kim Wan, sang jurnalis, bahkan hingga fotonya.
Saat artikel terbit, ternyata berita ini tenggelam sehingga Baksa semakin berkepala besar. Ia menertawakan Kim Wan dan tim jurnalisnya.
BACA JUGA:Australian Federal Police Kunjungi Museum Pusjarah Polri
Dua bulan terabaikan, berita ini akhirnya “dijemput” oleh media lain dari program investigasi dua stasiun TV ternama Korea, SBS dan JTBC.
Baksa ternyata masih tetap melawan balik dan mengancam akan menyuruh salah satu korban untuk bunuh diri.
Tampilan Dokumentasi yang Menarik
Dengan kejadian nyata yang melatarbelakanginya, Cyber Hell: Exposing an Internet Horror menjadi sebuah film dokumenter yang cukup menegangkan.
BACA JUGA:Kapolri dan Panglima TNI Tinjau Langsung Kesiapan Venue GWK
Di sisi lain, storytelling yang ada pada sinopsis film Korea Cyber Hell ini sungguh menarik dan dengan mudah penontonnya nikmati.