PAGARALAMPOS.COM - Bitcoin (BTC) mengalami penurunan dari level US$66.000 setelah pembukaan Wall Street pada hari Kamis, 16 Mei 2024, meskipun data makroekonomi AS yang baru memberikan prospek yang positif.
Berdasarkan data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, volatilitas harga BTC mulai mendingin setelah kenaikan sebesar 7,5 persen pada hari sebelumnya.
Klaim Pengangguran AS Mengindikasikan Tren Bullish
Cointelegraph melaporkan bahwa angka April untuk Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) AS melampaui ekspektasi, memicu reli aset berisiko.
Pada hari Kamis, tren positif ini diperkuat oleh data pengangguran, dengan klaim pengangguran dilaporkan sebanyak 222.000, sedikit di atas perkiraan 220.000.
BACA JUGA:Rangkuman 24 Jam Terakhir di Dunia Kripto, Ini 10 Berita Utama yang Perlu Anda Ketahui
Keith Alan, salah satu pendiri sumber daya perdagangan Material Indicators, mengomentari metrik inflasi inti yang positif.
"Seperti sulitnya laporan PPI untuk diinterpretasikan, metrik Inflasi Inti hari ini tampaknya sangat mudah. Berita Baik = Kabar Baik," ujarnya.
Bitcoin Menargetkan Level Resistensi Utama
Dengan perkembangan ini, pair BTC/USD siap untuk menantang level resistensi signifikan di bawah titik tertinggi sepanjang masa.
Trader populer CrypNuevo menyoroti zona krusial antara US$66.000 dan US$70.000, mengidentifikasi US$69.000 sebagai level likuiditas utama.
BACA JUGA:Pasar Kripto Memasuki Minggu Ketiga Agustus 2024: Investor Bimbang, Bitcoin di Titik Kritis
"Kami memasuki zona klaster likuidasi yang berkisar dari US$66 ribu hingga US$70 ribu.
Level dengan likuidasi tertinggi di dalam area ini adalah US$69 ribu (level likuiditas utama).
Kami mungkin mengkonsolidasi atau mundur terlebih dahulu, tetapi klaster ini adalah targetnya," ujar CrypNuevo.