PAGARALAMPOS.COM - Legenda dan keindahan alam selalu mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sumur ini pada masa itu merupakan tempat pemandian favorit para putri, dengan tersedia air panas dan hangat alami.
Dengan segala keindahannya, Sumur Putri berisi kisah cinta tragis seorang putri manusia yang berpuncak pada keberaniannya menyelam ke dalam sumur.
Namun daya tariknya mulai memudar seiring meningkatnya pembangunan dan perubahan kondisi masyarakat sekitar.
Kawasan sekitar Sumur Putri banyak mengalami perubahan, seperti pembangunan bendungan dan instalasi pengolahan air mineral.
BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali
BACA JUGA:Mengupas Sejarah, Talut dan Umpak sebagai Pondasi Kokoh Bangunan Era Majapahit
Legenda Sumur Putri, kisah cinta, pengorbanan, dan keajaiban menambah warna sejarah Teluk Betung, Bandar Lampung.
Kisah ini dimulai pada zaman dahulu kala, dimana sebuah istana menjadi saksi cinta abadi yang terjalin antara seorang raja dan kedua putrinya yang cantik.
Setiap sore, kedua putri tersebut sering mandi di sumur dekat istana. Para pelayan setia selalu menemaninya, mengawasi proses mandi dan memberinya pakaian cadangan.
Namun, hidup mereka berubah ketika seorang laki-laki tertarik dengan kecantikan dua perempuan. Salah satu tempat yang memadukan keduanya adalah Sumur Putri dan Kawasan Kali Akar di Telukbetung Selatan, Kota Bandarlampung, Lampung.
BACA JUGA:Asal-Usul Kata Guin5ea yang Menjadi Nama Empat Negara Begini Sejarahnya
BACA JUGA:Menggali Warisan Sejarah, Mengungkap Peran Arya Wiraraja dalam Lamajang Tigang Juru
Meskipun dulunya ramai dikunjungi wisatawan dan dianggap memiliki berkah tersendiri, kini tempat ini telah menjadi kurang terkenal dan kurang terawat.
Padahal, Sumur Putri dan Kawasan Kali Akar memiliki potensi wisata alam yang menarik, dengan sumber air panas dan sungai yang jernih.
Sayangnya, pengelolaan yang buruk membuatnya terbengkalai dan kehilangan daya tariknya.
Warga setempat berharap agar kawasan ini dapat dikelola dengan baik, mungkin melalui lembaga musyarakat desa setempat.
Usulan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengelolaan wisata juga telah diajukan.
BACA JUGA:Menggali Warisan Sejarah, Mengungkap Peran Arya Wiraraja dalam Lamajang Tigang Juru
BACA JUGA: Garuda Muda Membuat Bangga, Erick Thohir Banjir Komentar di Instagram Pasca Laga Bersejarah
Namun, hingga saat ini, pengelolaan yang baik belum juga terlaksana, dan potensi wisata alam Sumur Putri-Kali Akar masih belum optimal digarap.
Keunikan dan kisah legenda Sumur Putri serta keindahan alam sekitarnya masih menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.
Meskipun prosesi tradisi "Belangiran" telah dihentikan, harapan untuk membangkitkan kembali wisata alam Sumur Putri tetap ada.
Penting bagi pihak berwenang dan masyarakat setempat untuk bersatu dalam membenahi dan mengelola kawasan ini agar legenda turun-temurun yang tersimpan di sini tidak hilang begitu saja.
Sumur Putri dan Kawasan Kali Akar di Lampung bukan hanya sekadar tempat wisata biasa.
BACA JUGA:Jejal Pemukiman Prasejarah, Menjadikanya Kota-Kota Pertama di Dunia
BACA JUGA:Kota Kuno Peninggalan Suku Maya, Jejak Sejarah di Dasar Danau Atitlan
Mereka menyimpan sejarah dan legenda yang kaya, menjadi bagian integral dari budaya dan identitas lokal.
Namun, sayangnya, pesonanya mulai memudar seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan pembangunan.
Meskipun dahulu ramai dikunjungi wisatawan, kini kawasan tersebut tidak lagi terkenal seperti dulu.
Perubahan kondisi masyarakat sekitar, termasuk pembangunan bendungan dan pabrik pengolahan air mineral, telah mengubah wajah Sumur Putri dan Kawasan Kali Akar secara signifikan.
BACA JUGA:Asal-Usul Kata Guin5ea yang Menjadi Nama Empat Negara Begini Sejarahnya
BACA JUGA:Menggali Warisan Sejarah, Mengungkap Peran Arya Wiraraja dalam Lamajang Tigang Juru
Meskipun masih ada sumber air panas dan sungai yang jernih, namun pengelolaan yang kurang baik membuatnya terbengkalai dan kurang terawat.
Potensi wisata alam yang dimiliki kawasan ini belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik.
Warga setempat berharap agar Sumur Putri dan Kawasan Kali Akar dapat dikelola dengan lebih baik, mungkin melalui keterlibatan lembaga musyarakat desa setempat.
Usulan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengelolaan wisata juga telah diajukan, namun hingga kini belum terlaksana dengan optimal.
BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali
BACA JUGA:Mengupas Sejarah, Talut dan Umpak sebagai Pondasi Kokoh Bangunan Era Majapahit
Diperlukan dukungan penuh dari pihak berwenang dan masyarakat setempat untuk menghidupkan kembali potensi wisata alam yang terkandung di sini.
Meskipun prosesi tradisi "Belangiran" telah dihentikan, harapan untuk membangkitkan kembali wisata alam Sumur Putri tetap ada.
Penting bagi pihak berwenang dan masyarakat setempat untuk bersatu dalam membenahi dan mengelola kawasan ini agar legenda turun-temurun yang tersimpan di sini tidak hilang begitu saja.
Keunikan dan kisah legenda Sumur Putri serta keindahan alam sekitarnya masih menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.*