Mengupas Tuntas Jejak Misteri Sumber Mata Air Sungai Nil

Minggu 19-05-2024,05:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Pencarian untuk menemukan sumber air Sungai Nil adalah salah satu pertanyaan ilmiah terpenting abad ke-19 di Eropa.

Meskipun sulit untuk membayangkan teka-teki semacam itu ada di era Google Maps saat ini, upaya-upaya penelusurannya kala itu hampir sama mencekamnya dengan perlombaan untuk menempatkan manusia di bulan, karena terbungkus dalam cerita kepahlawanan dan intrik.

Ekspedisi-ekspedisi pencarian sumber air Sungai Nil itu mengarah pada pemuliaan tokoh-tokoh seperti David Livingstone, Henry Morton Stanley, dan Richard Francis Burton, tetapi dengan mengorbankan diri untuk mengalami cedera, penyakit, dan bahkan kematian dalam kasus Livingstone.

Pada saat yang sama, pencarian geografis ini, dalam beberapa hal, memicu minat kolonial Eropa di Afrika. Hal itu terbukti terjadi salama bertahun-tahun kemudian.

BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali

BACA JUGA:Mengupas Sejarah, Talut dan Umpak sebagai Pondasi Kokoh Bangunan Era Majapahit

 Sejak zaman Firaun, Sungai Nil memiliki tempat khusus. Dari seni, ekonomi, agama, dan militer, Nil memiliki peranan penting dalam semua aspek kehidupan sosial dan politik Mesir dan Romawi.

Di bawah Kaisar Nero, ekspedisi mencoba menemukan sumber air Sungai Nil. Meskipun tidak membuahkan hasil, penjelajah Nero menjadi orang Eropa pertama yang menjelajah jauh ke Afrika khatulistiwa.

Alasan pasti tidak diketahui, entah penaklukan atau dokumentasi, Nero melakukan upaya tanpa henti untuk mencari sumber air Sungai Nil.

Ketika Romawi mengambil alih, Mesir menjadi sumber makanan Kekaisaran Romawi. Sejak abad kedua SM, elit Romawi terpikat dengan wilayah terkaya di Mediterania ini.

BACA JUGA:Sejarah Dinasti Abbasiyah Kembangkan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban

BACA JUGA:Eksplorasi Kota Muslim Kuno di Ethiopia: Menyelami Sejarah Awal Islam di Benua Afrika

”Misteri sumber Sungai Nil telah menjadi tantangan selama tiga ribu tahun,” ujar Christopher Ondaatje, seorang penjelajah yang menulis buku Journey to the Source of the Nile, seperti dilansir Discover Magazine.

Sungai Nil telah memainkan peran kunci dalam beberapa peradaban paling kuno yang menghuni planet ini.

Tanpa air dalam jumlah besar, orang-orang Mesir kuno kemungkinan besar tidak akan pernah mengumpulkan kekayaan dan kekuatan yang dibutuhkan untuk membangun piramida dan mengendalikan wilayah yang luas sejak 5.000 tahun yang lalu.

Kategori :