PAGARALAMPOS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin resmi memberi peringatan perang nuklir ke Barat, Rabu waktu setempat. Ia menegaskan bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang mematikan itu jika Amerika Serikat (AS) mengirim pasukan ke Ukraina.
Pengiriman itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan. Ini ditegaskannya saat berbicara menjelang pemilu Rusia tanggal 15-17 Maret, yang kemungkinan akan kembali memberinya enam tahun lagi kekuasaan.
Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap," kata Putin dalam wawancara besar kepada pers lokal secara langsung, sebagaimana dimuat Rossiya-1 dan kantor berita RIA ketika ditanya apakah Rusia benar-benar siap menghadapi perang nuklir, dikutip Reuters, Kamis (15/3/2024).
Putin mengatakan AS memahami bahwa jika mereka mengerahkan pasukan Amerika di wilayah Rusia atau ke Ukraina, pemerintahannya akan menganggap tindakan tersebut sebagai intervensi.
BACA JUGA: Ngeri! Rusia Kerahkan Rudal Antarbenua Bulava yang Bisa Bawa 10 Hulu Ledak Nuklir
Sebelumnya Moskow sendiri mencaplok empat wilayah di Ukraina dan mengatakan wilayah tersebut kini sepenuhnya menjadi bagian dari Rusia.
"(Di AS) terdapat cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis," kata pria berusia 71 tahun itu lagi.
"Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru (konfrontasi nuklir), namun kami siap untuk itu," tegasnya.
Meski demikian, ia mengaku kemungkinan perang nuklir bukan prospek jangka pendek. Menurutnya, "rang-orang yang berkepala dingin" mungkin akan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya skenario seperti itu.
BACA JUGA:Dukabarkan Rusia Tembak Jatuh 31 Drone Ukraina
"Tapi, Rusia siap melakukan uji coba nuklir jika AS melakukannya," perjelasnya dimuat CNBC International.
Di kesempatan yang sama, Putin mengonfirmasi banyaknya warga Rusia yang tewas dalam perang. Namun ia mengatakan Rusia memang harus melindungi "warganya" di Ukraina, merujuk wilayah yang dianeksasi.
"Kita akan merasa tidak aman, kita akan menjadi negara kelas tiga atau empat, tidak ada yang akan memperhitungkan kita, jika kita tidak bisa melindungi diri kita sendiri," ujarnya.
Ia pun menjawab soal kemungkinan perundingan damai dengan Ukraina. Namun, tegasnya ini harus melihat kenyataan yang ada, yaitu persepsi bahwa wilayah yang dianeksasi di Ukraina kini menjadi bagian dari Federasi Rusia dan bahwa Rusia menginginkan jaminan keamanan agar NATO untuk tidak memperluas wilayah hingga mencakup Ukraina.
"Apakah kita siap untuk bernegosiasi? Ya, kami siap," kata Putin.