BACA JUGA:Pendaki Norwegia Menemukan Lukisan Kuno 5000 Tahun di Puncak Oslo, Begini Kisahnya!
Meskipun demikian, sejarawan seni tak bisa menerjemahkan–semudah yang dilakukan oleh para pakar UFO–apa maksud dari para pria yang terlihat heran saat menyaksikan bola tersebut.
“Hal ini menggambarkan sosok wanita tersebut sebagai Dewi Keberuntungan, personifikasi keberuntungan,” terang Hannah melalui artikelnya di The Collector.
“Roda di belakangnya adalah objek yang paling sering diasosiasikan dengannya, sementara bola yang ditempatkan di atas kepalanya di langit adalah objek yang paling dikenal oleh peradaban kuno.”
Dalam mitologi Yunani, Dewi Keberuntungan identik dengan Tyche. Dia sering digambarkan sebagai seorang wanita yang memegang roda keberuntungan atau bola keberuntungan, yang sering kali terbuat dari emas.
BACA JUGA:Lukisan Bidadari di Dinding Benteng Kuno Sigiriya, Mitos Kota Para Dewa Srilangka
Meskipun demikian, sejarawan seni tak bisa menerjemahkan–semudah yang dilakukan oleh para pakar UFO–apa maksud dari para pria yang terlihat heran saat menyaksikan bola tersebut.
Objek Misterius di Langit
Sebuah lukisan Renaisans “Madonna Adoring the Christ Child”, menunjukan beberapa ikonografi yang menarik. Lukisan yang tampak religius berubah menjadi karya surealis karena adanya lingkaran yang aneh di langit.
Seolah belum cukup misterius, sang pelukis, Giovanni Francesco da Rimini, menambahkan tiga orang di dalam lingkaran tersebut. Pria yang terlihat menjulurkan tangan, melepaskan garis-garis keemasan ke tanah.
Para pakar UFO melihat bahwa lingkaran ini adalah penggambaran dari UFO. Mereka percaya bahwa sebagian besar penampakan UFO memiliki lampu seperti yang terlihat di pesawat terbang.
BACA JUGA:Kisah Keperkasaan Beifu, Porter Teh Tiongkok Memanggul Beban Seukuran Lemari Es
Selain itu, mereka juga menunjuk pada biarawan yang berlutut di sisi kanan. Dia menatap ke arah objek di langit, memastikan keberadaan objek tersebut sambil berdoa.
Para pakar UFO melempar sebuah pertanyaan kepada publik. Jika lingkaran tersebut bukan sebuah objek atau hanya sekadar matahari, lalu mengapa seseorang berdoa dan menatapnya?
“Sejarawan seni percaya bahwa orang yang sedang berdoa itu bukan hanya seorang biarawan, melainkan sosok yang merepresentasikan Yohanes Pembaptis, yang digambarkan dengan sebuah salib,” kata Hannah. “Dia sedang berdoa kepada Tuhan, yang dilihatnya datang.”
Bagi sejarawan seni menggambarkan Tuhan sebagai matahari bukanlah hal yang aneh. Selama masa Renaisans, para seniman terinspirasi oleh peradaban dan dewa-dewa kuno.