PAGARALAMPOS.COM - Penelitian kami menunjukkan bahwa tablet ini menjelaskan rupa sudut segitiga menggunakan trigonometri berbasis rasio," ungkap matematikawan dan pemimpin penelitian Dr. Daniel Mansfield dalam rilis pers resminya.
Pada 2017, ilmuwan dari University of New South Wales itu merilis sebuah temuan menarik dari sebuah tablet Babilonia kuno.
Penemuan ini tentunya mencengangkan karena trigonometri modern biasanya dibuktikan dengan menggunakan sudut dan lingkaran. "Ini adalah sebuah karya matematika luar biasa yang menunjukkan pekerjaan seorang genius," lanjutnya.
"Plimpton 322", tablet yang dimaksud, memang sudah lama memikat para sejarawan dan matematikawan. Tablet ini pertama kali diekskavasi oleh antikuarian Edgar Banks di Larsa, Irak pada 1900.
BACA JUGA:Artefak Kuno Erotika Timur Tengah Berusia 4.000 Tahun, Lebih Tua dari Kamasutra
Banks kemudian menjual tablet kuno ini kepada publisis dan kolektor George Arthur Plimpton pada 1910, dan konon dilepas dengan harga 10 dolar.
Plimpton dikenal gemar mengoleksi manuskrip dan buku. Menjelang akhir hayatnya pada 1936, ia mendonasikan seluruh koleksinya kepada Columbia University, termasuk tablet yang dibelinya dari Banks.
Sejak saat itulah, tablet tersebut dikenal sebagai Plimpton 322, dan menjadi salah satu artefak yang berharga dalam menelusuri sejarah matematika.
Adapun tablet ini mulai dikenal publik sejak 1945. Ketika itu, matematikawan Otto Neugebauer dan asiriolog Abraham Sachs menemukan bahwa tablet ini merekam penggunaan tripel Pythagoras.
BACA JUGA:Dimasa Dinasti Silla Dipersatukan, Ini Alasan Mengapa Korea Utara dan Selatan Terpecah
Kita mengenal tripel Pythagoras sebagai tiga bilangan bulat positif yang membentuk panjang dari setiap sisi segitiga siku-siku.
Waktu penulisan dari Plimpton 322 kemudian diteliti oleh Eleanor Robson pada 2001. Dengan membandingkan gaya tulisan tablet dengan tulisan lain dari daerah yang sama, ditemukan bahwa Plimpton 322 ditulis antara tahun 1822 sampai 1762 SM.
Tahun-tahun tersebut merupakan tahun pemerintahan Hammurabi di Babilonia. Penemuan ini juga membuktikan bahwa bangsa Babilonia telah menggunakan teorema Pythagoras selama lebih dari seribu tahun sebelum Pythagoras mempopulerkannya.
Banyak matematikawan yang melanjutkan penelitian ini, salah satunya oleh Mansfield. Bersama sejarawan Norman Wildberger, Mansfield melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap isi dari tablet ini. Hasil penelitian tersebut kemudian dirilis ke dalam jurnal Historia Mathematica yang dipublikasikan oleh Elsevier.
BACA JUGA:7 Penemuan Romawi Kuno, Inovasi yang Berguna hingga Sekarang