Dikutip situs Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebenarnya agak sulit untuk mengurai mengenai kehidupan masyarakat lembah Sungai Indus.
BACA JUGA:Sejarahnya Mirip Tembok Besar Riongkok, Begin Muasal Tembok Hadrian Peninggalan Romawi
BACA JUGA:Perjalanan Spiritual Sunan Drajat, Keajaiban dan Peninggalan Bersejarah di Lamongan
Namun berdasarkan peninggalan reruntuhan bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa mencerminkan tata kota yang modern dan memiliki pemerintah yang teratur, maju, dan makmur.Di sana juga ditemukan benteng tembok yang di dalamnya terdapat bangunan gudang, bangsal pertemuan dan pemandian umum.
Besar kemungkinan tempat tersebut merupakan pusat pemerintahan. Pada bangunan gudang berfungsi sebagai penyimpanan hasil panen.
Pemandian umum penggunaannya dimungkinkan untuk mandi pejabat-pejabat. Sementara bangsal pertemuan fungsinya jelas untuk pertemuan para penguasa dan aparat pemerintahan guna merencanakan dan mengatur jalannya pemerintahan.
Kepercayaan masyarakat di lembah Sungai Indus memuja dewa-dewa (polyhteisme). Pemujaan-pemujaan tersebut disertai juga dengan kegiatan ritual atau upacara keagamaan.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Mengenai Wayang Kulit
BACA JUGA:10 Dinasti Cina yang Membentuk Peradaban dan Kebudayaan Dunia Paling Bersejarah
Pemujaan tersebuat sebagai tanda tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.
Jenis pemujaan kepada dewa dikelompokan menjadi tiga macam, yakni: Pemujaan terhadap dewa-dewa Dewa yang menempati urutan pertama adalah Dewi Ibu atau Dewi Alam (Mother God dess atau Nature Goddess).
Di setiap desa, Dewi alam dianggap sebagai pelindung dan dikenal dengan berbagai nama misalnya Mata, Amba, Amma, Kali dan Karali.
Pemujaan terhadap hewan Pemujaan terhadap hewan adalah hewan-hewan cerita, hewan penjaga kota dan hewan biasa. Pemujaan terhadap pohon Pemujaan terhadap pohon merupakan pemujaan pohon yang dianggap keramat, seperti pohon pipal (beringin).
BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya
BACA JUGA:Sejarah Emas Pulau Sumatra, Anugerah Jadi Petaka
Peradaban hidup dengan pertanian, ditambah dengan perdagangan yang cukup besar.