Pada tahun 1546 Demak melakukan penyerangan ke Penarukan Situbondo, yang dikuasai Kerajaan Blambangan, Sultan Trenggana tewas terbunuh dalam pertempuran ini.
BACA JUGA:Sejarahnya Mirip Tembok Besar Riongkok, Begin Muasal Tembok Hadrian Peninggalan Romawi
4. Sunan Prawata (1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggana. Pasca terbunuhnya Sultan Trenggana, perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berusaha untuk menduduki kekuasan Kesultanan Demak dengan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana.
Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang menyebabkan surutnya dukungan kepada Sunan Prawata. Akibatnya, Sunan Prawata memilih memindahkan pusat kerajaan ke Pati.
Masa kekuasaan Sunan Prawata tidak berlangsung lama setelah Arya Penangsang, putra dari Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata pada tahun 1549 M.
BACA JUGA:Perjalanan Spiritual Sunan Drajat, Keajaiban dan Peninggalan Bersejarah di Lamongan
5. Arya Penangsang (1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Kerajaan Demak setelah melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata.
Selain itu, ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri / Kalinyamat sebagai penguasa Jepara yang dianggapnya berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini membuat para adipati Demak tidak senang, salah satu diantaranya adalah Hadiwijaya dari Pajang.
Kekusaan Demakpun dipindah dari Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Mengenai Wayang Kulit
Masa pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554 setelah Hadiwijaya yang dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya melakukan pemberontakan.
Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan Demak diduduki oleh Hadiwijaya yang memindahkan kekuasannya ke Pajang, menandai berakhirnya Kerajaan Demak.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak
Letak strategis di pesisir pantai Jawa membuat Demak menjadi bandar perdagangan yang maju bersama Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon dan Sunda Kelapa.