Untuk mengungkap rahasia konstruksi Romawi, para ilmuwan di Berkeley Lab di University of California mempelajari komponen mineral dari beton maritim kuno. Mereka menemukan bahwa campuran kapur dan batuan vulkanik digunakan. Campuran ini menciptakan mortar dan tufa vulkanik.
Untuk menambah kekuatan lebih lanjut, mortar ditempatkan di air laut. Molekul air menghidrasi kapur, yang mengalami reaksi kimia dengan abu, sehingga menyatukannya. Ini membentuk kalsium-aluminium-silikat-hidrat yang kuat.
Struktur bangunan Romawi yang tidak berada di bawah air pun terbukti kokoh dan kuat. Misalnya, teknik terampil orang-orang Romawi dalam menggunakan batu vulkanik dan abu untuk membangun Colosseum membuat bangunan ini tetap berdiri kokoh hingga sekarang dan dikagumi banyak orang.
6. Cara Mengikat Buku
Orang-orang Romawi dikreditkan sebagai pioner dalam mengganti gulungan naskah dengan bentuk buku pertama, menurut BBC Culture. Disebut sebagai kodeks, tablet-tablet lilin yang terikat dulu telah digunakan oleh bangsa Romawi sebagai pengganti buku kertas hari ini.
BACA JUGA:Kisah Pilu Kehidupan Budak di Peradaban Romawi Kuno, Tragisnya Diberlakukan Seperti Ini
Lilin itu diukir dengan alat tajam yang disebut stylus, menurut Journal of Neurosurgery. Lembaran tablet dalam bentuk kodeks itu dibuat sangat tipis sehingga bisa dilipat menjadi lebih tipis daripada tablet tanah liat besar yang awalnya digunakan untuk menulis.
Kodeks juga lebih mudah ditangani daripada gulungan. Kemudian, tablet lilin ini digantikan oleh kulit binatang yang lebih ringan.
7. Teknik Bedah
Bangsa Romawi menemukan banyak alat bedah dan menyebarkan pengetahuan tentang prosedur bedah, menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Archive of Oncology. Banyak dari terobosan medis ini terjadi di medan perang.
Beberapa alat Yunani-Romawi yang membantu membentuk operasi modern adalah bor tulang dan forsep, menurut jurnal Neurology and Neuroscience Reports. Bor tulang digunakan untuk menghilangkan tulang yang sakit dan bentuknya mirip dengan pembuka botol saat ini.
BACA JUGA:Misteri Catuvellauni, Suku Inggris yang Tangguh, Berani Menentang Kekaisaran Romawi
Forsep adalah salah satu alat bedah yang paling umum di zaman Romawi. Forsep digunakan untuk menghilangkan fragmen tulang kecil dari tubuh.
Dalam literatur Romawi kuno ada catatan tentang beberapa penggunaan jarum suntik paling awal, menurut Fakultas Kedokteran di Queensland University. Jarum ini digunakan untuk mengoleskan salep medis.
Ada hukum tertulis di zaman Romawi kuno bahwa jika seorang wanita meninggal saat melahirkan, anak itu harus dipotong dari tubuh ibunya, menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS. Hal ini menyebabkan bentuk pertama operasi caesar. (*)