PAGARALAMPOS.COM - Dunia kembali dikejutkan oleh eskalasi konflik antara Iran dan Israel, yang telah memicu dampak yang signifikan di berbagai sektor, termasuk pasar mata uang kripto.
Harga Bitcoin, sebagai aset digital utama, mengalami fluktuasi yang mencolok sebagai tanggapan terhadap ketidakpastian geopolitik ini.
Pada tanggal 14 April 2024, harga Bitcoin tercatat anjlok sebesar USD 6.000.
Penurunan ini terjadi setelah Iran meluncurkan serangan drone ke Israel, menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
BACA JUGA:Berita Pasar Kripto: Hong Kong Setujui ETF Bitcoin dan Ether
BACA JUGA:Pasar Kripto Alami Penurunan di Tengah Peringatan Bank Sentral Fiji
Analisis prediksi harga Bitcoin menunjukkan bahwa BTC sempat diperdagangkan pada $64,950, naik hampir 2.50% di tengah eskalasi ketegangan.
Namun, lingkungan yang volatile ini memengaruhi perilaku pasar Bitcoin, menguji level dukungan krusial.
Tidak hanya harga Bitcoin yang terkena dampak, tetapi konflik ini juga memengaruhi pasar keuangan secara luas.
Harga minyak dunia cenderung naik akibat ketegangan ini, sementara dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia.
BACA JUGA:Ketegangan Geopolitik Iran vs Israel Picu Kerugian Besar di Pasar Kripto
BACA JUGA:Perbedaan Kripto dan Bitcoin. Bagini Cara Berinvestasinya dengan Aman
Di Asia, pasar saham mengalami penurunan, sedangkan harga emas meningkat karena investor mencari tempat berlindung yang lebih aman.
Dampak langsung dari konflik ini dirasakan terutama pada pasar komoditas, seperti kenaikan harga minyak global.
Sementara itu, dampak tidak langsungnya terasa pada pasar mata uang kripto, termasuk Bitcoin, yang cenderung berperan sebagai aset safe haven di masa ketidakpastian.