Situs Kuil Ain Dara ini pada awalnya dibuat dari batu bata lumpur yang dilapisi panel kayu. Struktur ini sudah hilang.
BACA JUGA:Jejal Pemukiman Prasejarah, Menjadikanya Kota-Kota Pertama di Dunia
BACA JUGA:Kota Kuno Peninggalan Suku Maya, Jejak Sejarah di Dasar Danau Atitlan
Namun dekorasinya begitu kayau di bagian dalam dengan dinding kuil yang terpampang dengan ratusan ukiran relief bergambar singa, kerub (makhluk mitologi dalam Alkitab), hiasan geomteris, palem, berbagai makhluk mitologi, dan dewa gunung.
Kuil Ain Dara dilengkapi dengan ruang tengah berbentuk persegi. Sementara itu di sekitarnya sisi yang mengelingi ruang tengah terdapat antecella.
Atau ruang depan seperti lobi berbentuk persegi panjang di bagian dalam bangunan yang memiliki galeri di tiga sisi. Antecella ini sangat umum dalam kuil-kuil di Syam peradaban Mesopotamia kuno.
Belum diketahui pasti untuk siapa Kuil Ain Dara dipersembahkan, beserta siapa pemilik jejak kaki raksasa yang terlihat hendak memasukinya. Para arkeolog belum memiliki kesepakatan tentang fungsi kuil ini.
BACA JUGA:Menggali Warisan Sejarah, Mengungkap Peran Arya Wiraraja dalam Lamajang Tigang Juru
BACA JUGA: Garuda Muda Membuat Bangga, Erick Thohir Banjir Komentar di Instagram Pasca Laga Bersejarah
Akan tetapi, pendapat yang paling umum menyatakan fungsinya sebagai kuil persembahan Ishtar, dewi kesuburan Mesopotamia kuno.
Pendapat lainnya mengatakan bahwa Kuil Ain Dara tersebut adalah tempat suci untuk dewi prajurit Astarte, atau dewa cuaca utama lokal Baal Hadad.
Namun, hal ini masih jauh dari pasti. Beberapa kelompok peneliti dan arkeolog lain berpendapat bahwa candi tersebut didedikasikan untuk pemilik tempat suci, dewi Astarte.
Beberapa kelompok masyarakat lain percaya bahwa Kuil Ain Dara didedikasikan untuk Baal Hadad, dewa cuaca utama di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali
BACA JUGA:Mengupas Sejarah, Talut dan Umpak sebagai Pondasi Kokoh Bangunan Era Majapahit
Jejak Kaki Raksasa Kuil Ain Dara