"Kami sedang berkoordinasi dengan perusahaan pelayaran untuk menyediakan kapal tambahan guna menampung mobil-mobil pemudik yang belum terangkut," jelas juru bicara Pelabuhan Merak.
Namun, langkah ini tampaknya belum cukup untuk meredam kemarahan pemudik.
Banyak dari mereka yang mempertanyakan keseriusan pihak pelabuhan dalam menangani situasi ini .
"Ini bukan masalah baru, setiap tahun selalu ada masalah kepadatan di Pelabuhan Merak. Kenapa tidak ada solusi permanen yang diterapkan?" ungkap Dedi (40), seorang pemudik yang setiap tahun melakukan perjalanan mudik ke Jawa Tengah.
BACA JUGA:Alex Noerdin Dibanjiri Calon Kepala Daerah, Lury Ungkap Arah Politik Sang Tokoh Sentral
Sementara itu, beberapa pemudik lainnya mengusulkan agar sistem pemesanan tiket kapal diperbarui dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih.
"Dengan adanya sistem pemesanan online atau aplikasi, kami bisa mengetahui ketersediaan kapal dan memilih waktu keberangkatan yang tepat," saran Ika (35), pemudik asal Bandung.
Di tengah protes dan kritik yang dilayangkan, ada juga pemudik yang berusaha memahami kondisi dan keterbatasan yang dihadapi oleh pihak pelabuhan.
"Kami memahami bahwa situasi ini bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Namun, kami berharap ada upaya konkret yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan di Pelabuhan Merak," tutur Bambang (45), pemudik asal Surabaya.
BACA JUGA:Satgas Yonkav Karimata Amankan Senpira, Serahan Warga di Perbatasan RI - Timor Leste
Sebagai penutup, kejadian ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya peran otoritas pelabuhan dalam menyediakan layanan yang efisien dan memadai bagi para pemudik.
Dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan dan pemudik setiap tahunnya, inovasi dan penyesuaian strategi menjadi hal yang sangat dibutuhkan.
Harapan besar ditujukan kepada pihak terkait untuk segera menemukan solusi yang tepat, agar perjalanan mudik para pemudik di masa mendatang dapat berjalan lebih lancar dan nyaman. *