BACA JUGA:Berusia Uzur, Angkatan Udara Italia Resmi Pensiunkan Jet Tempur Ringan AMX
Mengigat jika digunakan dalam operasi militer, artinya amunisi tua akan digunakan kembali, yang artinya dapat mengundang kerawanan.
Sebagai catatan, salah satu amunisi yang meledak dahsyat dalam tragedi Gudang Peluru di Cilandak pada tahun 1984, adalah roket dari BM-14/17.
BM-14 dirancang Uni Soviet selepas perang dunia kedua, versi awalnya adalah RPU-14 dengan kaliber 140mm, konsep rancangan senjata ini sudah dimulai sejak tahun 1952.
Dari yang awalnya mengandalkan system tarik (towed), kemudian RPU-14 dipasangkan pada platform truk, dan jadikan wujud BM-14.
BACA JUGA:Tangkal Serangan Drone Kamikaze FPV, MBT T-72 Rusia Dipasangi Turret EW
Roket ini terbilang laris manis diadopsi oleh negara-negara sekutu Rusia/Uni Soviet, dan Indonesia patut bersyukur karena sempat membuktikan BM-14 dalam ajang peperangan yang sesungguhnya, yakni pada masa operasi Seroja di tahun 1970-an.
Bagi banyak kalangan militer, jangkauan tembak dan daya gempur BM-14 masih dirasa kurang. Untuk mengakalinya, dirancanglah roket dengan caliber yang diperkecil.
Tujuannya agar roket bisa terbang lebih lincah, jarak tempuhnya dapat lebih jauh, dan roket yang dimuntahkan bisa lebih banyak.
Pemikiran inilah yang kemudian memunculkan versi baru self propelled MLRS, seperti BM-21 Grad yang muncul tahun 1964 dengan caliber 122mm – 40 peluncur roket.
BACA JUGA:Demi Ukraina, Perancis Rela Dongkrak Enam Kali Lipat Produksi CAESAR 6×6
Dan melewati jalannya waktu, diadopsi oleh RM 70 Grad, self propelled MLRS milik Korps Marinir, pengganti BM-14 yang dibeli dari Cekoslovakia pada tahun 2003.
BM-14 sudah di grounded TNI AL pada awal tahun 2000. Selain karena usia, untuk kaliber roket 140 mm juga sudah tak diproduksi lagi di negara asalnya.
Beberapa kali BM-14 tampil di muka umum, salah satunya pernah penulis lihat pada HUT ABRI ke 50 pada tahun 1995 di Lanud Halim Perdanakusumah.
BACA JUGA:Dari Analisa Puing, Ukraina Pelajari Kemampuan Rudal Hipersonik 3M22 Tsirkon
Dalam gelar tempurnya, BM-14 disiapkan sebagai unsur bantuan tembakan artileri bagi pasukan infantri dan kavaleri yang pertama kali melakukan pendaratan, dan selanjutnya melakukan penetrasi ke target di pedalaman.