Setiap individu Minang yang merantau diyakini memiliki Inyiak Balang yang menjaga dan melindunginya di tempat perantauan.
BACA JUGA:Misteri Sacsayhuamán, Jejak Astronomi Kuno Suku Inca yang Mengejutkan di Pegunungan Andes
BACA JUGA:10 Tradisi Khas yang Membuat Dunia Tersenyum, Inilah Kisah Unik dari Berbagai Suku dan Negara!
Selain dalam aspek spiritual dan sosial, Inyiak Balang juga memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Minang.
Dalam pembangunan rumah, misalnya, mereka memperhatikan pola pergerakan harimau.
Membangun rumah dengan mempertimbangkan jalur yang biasa dilewati harimau, yang disebut 'pinteh'.
Hal ini menunjukkan tingginya rasa hormat dan kepekaan masyarakat Minang terhadap lingkungan alam serta makhluk-makhluk di dalamnya.
Namun, meskipun nilai-nilai tradisional Inyiak Balang masih terdengar, kini situasi telah berubah.
Konflik antara manusia dan harimau semakin meningkat, menyebabkan berkurangnya habitat harimau Sumatera dan terjadinya 'human-tiger conflict'.
Harimau menjadi terancam punah karena diburu oleh manusia.
Namun, tidak semua harapan hilang.
Sejak 2022, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat telah memulai inisiatif untuk mengembalikan penghormatan
Terhadap Inyiak Balang melalui program Nagari Ramah Harimau.
Program ini bertujuan untuk membangun kembali hubungan yang harmonis antara manusia dan harimau, serta melestarikan habitat alaminya.