PAGARALAMPOS.COM - Sebuah tim arkeolog menggunakan citra satelit untuk menemukan lebih dari 10.000 monumen di Kassala, sebuah wilayah di Sudan timur.
Beberapa situs tersebut antara lain makam, struktur arsitektur penting yang umum dalam sejarah dan prasejarah Afrika, dan qubba, istilah untuk bangunan penguburan dan masjid pada abad ke-19.
Setelah tim peneliti memetakan lokasi pemakaman, mereka mengalami kesulitan dalam menafsirkan data. Karena beberapa peninggalan telah digali.
"Kami menghadapi tantangan untuk menjelaskan penciptaan lanskap pemakaman tanpa data arkeologi tradisional, namun (kami memiliki) kumpulan data yang cukup besar sehingga kami dapat membuat hipotesis mengenai adanya proses yang kompleks, baik secara regional maupun lokal," Stefano Costanzo , peneliti utama dan arkeolog di Universitas Naples L'Orientale, Italia, mengatakan kepada Live Science.
BACA JUGA:Penemuan Bersejarah: Menggali Kebenaran di Balik Prasasti Usia 30.000 Tahun di Sacsayhuamán
BACA JUGA:Jejak Peradaban Romawi: Temuan Arsip dan Stempel Bersejarah di Turki
Pemakaman ini ditemukan pada Juli di negara bagian Kassala. Tim peneliti internasional menggunakan citra satelit dan kerja lapangan untuk mengidentifikasi lebih dari 10 ribu makam yang tersebar di area seluas 4.144 meter persegi lebih. Temuan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah PLOS One.
"Dengan mata telanjang, jelas bahwa makam-makam yang bergerombol itu dikondisikan oleh lingkungan, namun makna yang lebih dalam mungkin tersirat dalam penataan ruangnya," kata penulis utama studi Stefano Costanzo, arkeolog di University of Naples L'Orientale dikutip dari Live Science.
Costanzo dan rekan-rekannya menggunakan proses Neyman-Scott Cluster, sebuah model yang awalnya dikembangkan untuk mempelajari pola spasial bintang dan galaksi untuk menganalisis penguburan dan menentukan lokasinya.
Jenis makam yang tercatat termasuk qubba yang menarik secara visual, yang sejarah dan desain arsitekturnya menjadi bahan perdebatan, dan tumuli batu yang merupakan struktur relatif sederhana, tersebar luas di seluruh prasejarah dan sejarah Afrika.
BACA JUGA:Inilah Sejarah Candi Megah di Dalam Akar Pohon Raksasa yang Menyimpan Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Lukisan Prasejarah di Situs Purbakala Tapurarang
Analisis tersebut mengungkapkan enam kelompok dengan sub-kelompok penguburan yang bersarang di dalamnya.
Para peneliti berpendapat bahwa makam induk, yang mirip dengan pusat galaksi, adalah makam tua yang memiliki makna budaya, dan makam yang lebih muda menyebar di sekelilingnya seperti bintang di cakram galaksi.
"Pemakaman yang lebih tua dan lebih besar ini cenderung terkonsentrasi di lokasi yang menguntungkan dengan bahan bangunan yang tersedia," kata penelitian tersebut.