Pakar wewangian kuno yang terkenal, Bihter Türkan Ergül, menjelaskan, “Pada lauh ini, kami menemukan jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana ia menghasilkan aroma.
Serta bagaimana membuat proses penyulingan.”
Bagi Ergül, aksara paku pada lauh membawa para peneliti melakukan perjalanan ke masa lalu. Ini memungkinkan mereka untuk merasakan wewangian kuno yang sama di laboratorium modern.
Nationalgeographic.co.id—Parfum atau wewangian ternyata sudah digunakan sejak zaman kuno. Berkat sekelompok ilmuwan, sebagian wewangian dari zaman kuno mungkin bisa kita nikmati kelak.
BACA JUGA:Peta-Peta Penting Sepanjang Sejarah Kartografi, Dari Yang Kuno Hingga Pencetus Globe
BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia
Salah satunya adalah parfum kuno Mesopotamia yang berusia 3.200 tahun yang diciptakan kembali di Diyarbakır, Turki.
Bagaimana cara sekelompok ahli itu mereplika ulang parfum yang berusia ribuan tahun itu? Mereka mengikuti formula yang dituliskan pada lauh tanah liat kuno oleh pembuat parfum wanita terkenal saat itu, Tapputi.
Formula parfum ditemukan oleh para arkeolog selama penggalian di Assur, ibu kota negara-kota Asyur Lama di tempat yang sekarang disebut Irak. Lauh itu menunjukkan langkah-langkah yang digunakan Tapputi dalam menghasilkan wewangiannya.
Temuan lauh yang berisi tentang formula wewangian kunoTulisan di lauh menampilkan nama lengkapnya sebagai Tapputi-Belatekallim.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Kuno di Bendungan Keureuto! Begini Rekomendasi Arkeolog
Tapputi juga digambarkan sebagai penghasil parfum Mesopotamia yang hebat.
Daerah tempat lauh ditemukan adalah bagian dari Mesopotamia Babilonia pada milenium kedua Sebelum Masehi. Lauh yang ditemukan itu berasal dari tahun 1200 SM.
Investigasi ekstensif dilakukan pada metodologi pembuatan parfum Mesopotamia Tapputi oleh tim ilmuwan Turki. Tim juga bekerja sama dengan Turkey’s Smell Academy and Scent Culture Association.
Selain pakar parfum, para pakar lain dari berbagai bidang juga turut ambil bagian dalam proses replikasi salah satu wewangian Tapputi di laboratorium.