Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp 1.105.000 per gram pada hari ini.
Harga tersebut naik Rp 10.000 dibandingkan perdagangan kemarin.
Kenaikan emas ditopang oleh ketegangan geopolitik di Rusia serta harapan adanya pemangkasan suku bunga di AS.
Seperti diketahui, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ke Rusia pada akhir pekan lalu.
Emas adalah aset aman yang dicari di saat ketegangan geopolitik meningkat seperti yang terjadi saat ini.
Harapan pemangkasan suku bunga juga membuat emas menguat.
Pelaku pasar emas tengah menunggu data-data ekonomi AS terbaru untuk menjadi petunjuk seperti apa arah kebijakan The Fed ke depan.
BACA JUGA:Satyaprem Ki Katha Kisah Cinta Romantis yang Murni, Pecinta Film India Wajib Nonton!
Klaim pengangguran AS awal mingguan dijadwalkan keluar pada Kamis pekan ini dan akan diikuti oleh data indeks harga konsumsi pribadi inti AS (PCE) pada Jumat.
Reaksi pasar terhadap data indeks harga konsumsi pribadi mungkin baru akan terlihat pekan depan karena libur Jumat Agung.
"Emas dengan mudah bisa mencapai level US$2.300 atau lebih tinggi pada kuartal kedua, saat pedagang diskresioner dan investor dana yang diperdagangkan di bursa, yang sejauh ini belum benar-benar berpartisipasi dalam reli, masuk ke pasar setelah pemotongan suku bunga dikonfirmasi," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.
BACA JUGA:Tanaman Penghasil Emas, Fenomena Luar Biasa di Indonesia
Kenaikan dolar AS juga membatasi pergerakan harga emas.
Indeks dolar ditutup ke posisi 104,47 pada perdagangan kemarin, melesat dibandingkan pada akhir pekan lalu yang tercatat 104%.
Posisi indeks dolar saat ini merupakan yang tertinggi sejak 14 Februari 2024 atau lebih dari 1,5 bulan terakhir.