PAGARALAMPOS.COM - Ada sebuah kota kuno di Türkiye yang keberadaannya sangat penting namun kurang mendapat perhatian. Kota ini baru-baru ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ke-20 di Türkiye.
Nama kota ini adalah Gordion, ibu kota kuno kerajaan Zaman Besi Frigia. Kota ini setidaknya berusia 4.500 tahun.
Terletak di dataran kering dan berangin sekitar 90 kilometer barat daya Ankara, Gordion tidak menyerupai kota yang dulunya penting, namun lebih menyerupai kawah gunung berapi yang sudah punah.
Sebuah gundukan besar, sisa-sisa benteng seluas 135.000 meter persegi yang terkubur, menjulang perlahan dari lanskap sekitarnya dengan jalan berpasir menuju ke puncak.
BACA JUGA:Misteri Satrio Wirang dan Ramalan Gunung Slamet: Legenda dalam Lipatan Sejarah Kerajaan Kediri
BACA JUGA:Tak Disangka, 5 Fakta Sejarah Unik Ini Pernah Terjadi di Dunia
Gordion, sebuah ibu kota kuno Frigia, konon dipimpin oleh Raja Midas yang legendaris. Dia adalah "sang pria dengan sentuhan emas".
Tapi siapa sebenarnya dia dan dari mana cerita tentangnya berasal? Turis yang datang ke Turkiye selalu terkagum-kagum dengan kemegahan situs bersejarah negara itu.
Dari tiang-tiang yang menjulang tinggi di Perpustakaan Celsus di Efesus hingga patung-patung kepala raksasa di Gunung Nemrut, Turkiye sedemikian sarat dengan sejarah.
Namun, ada satu kota kuno di Turkiye yang keberadaannya penting, namun tak mendapat sorotan. Kota ini baru saja dinobatkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO ke-20 di Turkiye.
BACA JUGA:Menenal Sejarah Bharatayudha: Kisah Perang Antar Saudara Pandawa dan Kurawa yang Melegenda
BACA JUGA:Eksplorasi Misteri Sejarah di Bukit Payung, Mengungkap Jejak Purba di Kaki Gunung Sumbing
Nama kota ini adalah Gordion, sebuah ibu kota kuno kerajaan Zaman Besi di Frigia. Kota ini berusia setidaknya 4.500 tahun.
Terletak di dataran kering dan berangin sekitar 90 kilometer barat daya Ankara, Gordion tidak terlihat seperti kota yang pernah menjadi kota besar, tapi seperti kawah runtuhan gunung berapi yang sudah punah.
Sebuah gundukan besar, sisa-sisa benteng yang terkubur seluas 135.000 meter persegi, menjulang perlahan dari lanskap sekitarnya dengan jalan berpasir menuju puncak.