PAGARALAMPOS.COM - Para peneliti telah lama bertanya-tanya mengapa astronaut tampaknya 'lebih muda' ketika mereka kembali dari misi luar angkasa.
Ini bukan lagi hanya fiksi ilmiah; konsep ini didasarkan pada prinsip fisika yang nyata, seperti yang diungkapkan dalam teori relativitas karya Albert Einstein.
Menurut teori relativitas, waktu adalah sesuatu yang relatif dan bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kecepatan dan gravitasi.
Di Bumi, medan gravitasi yang kuat membuat waktu berjalan lebih lambat dibandingkan di luar angkasa, di mana gravitasinya lebih lemah.
BACA JUGA:Tak Disangka, 5 Fakta Sejarah Unik Ini Pernah Terjadi di Dunia
European Space Agency (ESA) melaporkan bahwa setelah enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), astronaut akan 'lebih muda' sekitar 0.005 detik dibandingkan dengan orang-orang di Bumi.
Meskipun angka ini mungkin terdengar kecil, hal ini menunjukkan efek nyata dari dilatasi waktu gravitasi.
Namun, dampak perjalanan luar angkasa tidak hanya terbatas pada perbedaan kecil dalam usia biologis.
BACA JUGA:Menyimpan Penuh Misteri! Inilah 3 Fakta Menarik Gunung Sindoro yang Wajib Kamu Ketahui
Stemaid Institute mencatat bahwa perjalanan luar angkasa juga dapat mempercepat proses penuaan hingga 30 kali lipat.
Faktor-faktor seperti mikrogravitasi yang mempengaruhi tulang dan kualitas tidur yang memengaruhi fungsi kognitif dan fisik juga berperan dalam hal ini.
Untuk mengukur usia di luar angkasa, ilmuwan menggunakan panjang tahun planet sebagai faktor.
Sebagai contoh, 24 tahun di Bumi hanya setara dengan 2 tahun di Jupiter, mengingat panjang orbitnya sekitar 11,86 tahun Bumi.
BACA JUGA:Fakta Suku Laut, Punya Peran Penting Dalam Sejarah Maritim Indonesia
Meskipun efek dilatasi waktu terlihat kecil dalam perjalanan luar angkasa di tata surya kita, penting untuk dicatat bahwa perjalanan antarbintang atau antargalaksi dapat memiliki dampak yang jauh lebih signifikan pada waktu.