NASA tidak ingin melewatkan kesempatan langka ini dan telah menyiapkan serangkaian eksperimen ilmiah.
Lima proyek sains interdisipliner akan mempelajari Matahari dan pengaruhnya terhadap Bumi menggunakan berbagai instrumen, termasuk kamera di pesawat penelitian ketinggian dan radio amatir.
BACA JUGA:Soal Fenomena Gerhana Bulan dan Matahari di Ramadhan 2024, Apakah Wajib Shalat Kusuf dan Khusuf?
Kapan Gerhana Berikutnya?
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari Total 8 April 2024 tidak akan terlihat dari Indonesia.
Namun, fenomena serupa diharapkan terjadi lagi pada 12 Agustus 2026, yang akan melintasi Samudera Arktik, Greenland, dan beberapa bagian Eropa.
Gerhana dan Bulan Baru
Thomas Djamaluddin, Ahli Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, menjelaskan bahwa puncak gerhana akan bersesuaian dengan bulan baru yang menandai awal Syawal 1445 H.
Konjungsi geosentrik ijtimak, atau bulan baru astronomis, akan terjadi pada dini hari pukul 01.36 WIB, sehingga pada Maghrib 9 April di Indonesia, bulan akan berada sekitar 8∘ dari Matahari, menandakan awal Syawal atau Idul Fitri pada 10 April 2024.***