PAGARALAMPOS.COM - Dalam sebuah Kuliah Umum yang menjadi bagian dari Konferensi Mufasir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, cendekiawan Muslim Amerika, Ovamir Anjum, menyatakan kekagumannya terhadap Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia.
Anjum, yang merupakan peneliti di Yaqeen Institute dan pengajar Studi Islam di Universitas Toledo, Ohio, mengungkapkan rasa hormatnya selepas shalat subuh.
“Melihat ekspresi keislaman Muhammadiyah dan Indonesia umum secara umum, saya merasa sangat terberkati,” kata Anjum.
“Di mana pun Anda melihat, orang-orang sedang beribadah, mengenakan hijab, semua ini adalah berkah yang Allah berikan.”
BACA JUGA:Melihat Masjid Tua Peninggalan Zaman Awal Islam di Israel, Ternyata Sudah Menghadap Ka'bah
Anjum, yang memiliki latar belakang keturunan Pakistan dan telah tinggal di Amerika Serikat selama 30 tahun, menekankan bahwa populasi umat Islam di Amerika Serikat terus berkembang.
Banyak di antara mereka yang tertarik untuk belajar tentang Islam dan bahasa Arab.
Dalam kuliahnya, Anjum juga membahas pentingnya Al-Quran sebagai buku panduan aktif yang membutuhkan partisipasi, pemecahan masalah, dan implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Buktikan Sejarah Islam! Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi Seperti dalam Al-Qur'an
Ia mengungkapkan bahwa Surat Al Baqarah, khususnya, memiliki dua bagian utama yang saling melengkapi: cerita Bani Israel dan panduan hukum untuk umat Islam.
“Al-Quran bukan hanya untuk dibaca mendapatkan berkah, tetapi sebagai petunjuk praktis untuk menghadapi permasalahan dunia nyata,” jelas Anjum.
Anjum juga menyoroti perjanjian antara Allah dan bangsa Israel yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 84-85, dipicunya dengan peristiwa masa lalu yang memiliki relevansi dengan masa kini.
BACA JUGA:Hampir Terlupakan! Inilah Sosok Sunan Prapen Penyebar Islam Selain Wali Songo
Dia menuturkan bagaimana suku-suku Yahudi di Madinah sebelum kedatangan Rasulullah Saw terlibat dalam gangguan dan perang, bertentangan dengan prinsip-prinsip iman yang mereka anut.
Konferensi ini menandai momen penting dalam dialog antarbudaya dan pemahaman mendalam tentang Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.***