PAGARALAMPOS.COM - Dalam upaya besar untuk bergerak menuju transisi energi yang lebih bersih, Shell telah mengumumkan rencananya untuk menutup 1.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) miliknya hingga tahun 2025.
Keputusan ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk menanggapi pertumbuhan pesat kendaraan listrik, khususnya di pasar China dan Eropa, dengan mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024 yang dirilis Jumat (22/3/2024), Shell menyatakan rencananya untuk mendivestasikan 500 SPBU setiap tahunnya pada tahun 2024 dan 2025.
Langkah ini diperkirakan akan mengurangi jumlah gerai Shell sebanyak 2,1% dari total 47.000 gerai yang dioperasikan secara global pada tahun 2023.
BACA JUGA:Begini Pajak Tahunan Mobil Listrik BYD di Indonesia, Ternyata Tak Selangit
Fokus utama dari ekspansi SPKLU Shell akan berada di China dan Eropa, di mana pertumbuhan kendaraan listrik telah meningkat secara signifikan.
Shell berambisi meningkatkan jumlah titik pengisian daya kendaraan listrik dari 54.000 menjadi 200.000 titik pada tahun 2030.
Saat ini, SPKLU Shell tidak hanya terletak di stasiun pengisian bahan bakar, tetapi juga di berbagai pusat mobilitas, termasuk supermarket.
BACA JUGA:Sangat Elegan, Porsche Macan Dibuat Model Mobil Listrik, Yuk Kepoin!
Di Amerika Serikat, Shell mengoperasikan lebih dari 3.700 stasiun pengisian daya dengan beberapa colokan pengisi daya di setiap lokasi.
Meskipun permintaan kendaraan listrik di AS mengalami penurunan baru-baru ini, Shell tetap optimis terhadap prospek transisi energi global.
Shell menyoroti peningkatan investasi di sektor industri kendaraan listrik di China, terutama di kota-kota seperti Shenzhen dan Wuhan, sebagai indikasi bahwa masa depan energi bersih adalah arah yang tepat.
Perusahaan mendorong untuk mendapatkan informasi lebih lanjut melalui situs web resmi Shell atau menghubungi perwakilan Shell di wilayah masing-masing.***