PAGARALAMPOS.COM - Penerus Sultan Agung atau Pangeran Anyakrakusuma Sultan Amangkurat I di Kerajaan Mataram konon memiliki kesenangan duniawi.
Sultan Amangkurat Saat itu saya mempunyai passion terhadap seks dan wanita.
Sultan Amangkurat I, nama lengkap Sri Susuhunan Amangkurat Agung, bertahta dari tahun 1646 hingga 1677.
Julukan Raden Mas Sayidin, Sultan Amangkurat I, bertakhta dari tahun 1645 hingga 1677, adalah raja Mataram, pria yang sangat dicintai wanita.
BACA JUGA:Menghormati Tradisi dan Menemukan Sejarah di Timur Tengah, Arkelog Arab Dilarang Lakukan Ini
BACA JUGA:Kampung Tua Bakkara, Jejak Sejarah Dinasti Sisingamangaraja di Tanah Batak Toba
Kehidupan Amangkurat I penuh dengan skandal berdarah. Semasa masih menjadi putra mahkota, ia membunuh Tumenggung Wiraguna, panglima perang andalan ayahnya hanya karena ingin mengambil istri sang panglima yang cantik.
Sultan Agung, ayah Amangkurat I marah lalu menyuruh Amangkurat I untuk pergi menuntut ilmu agama. Amangkurat I pun berjanji pada ayahnya untuk menjauhi istri Tumenggung Wiraguna.
Setelah diangkat jadi sultan menggantikan ayahnya, Amangkurat I kabarnya memiliki hingga 60 orang selir, namun itu tak cukup baginya. Konon tak satupun dari selir itu yang mampu menandingi kecantikan istri Tumenggung Wiraguna.
Raja Mataram itu terus mencari wanita cantik untuk menggantikan posisi istri Wiraguna.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah dan Misteri Hubungan Kuda dan Manusia Dalam Kehidupan Bangsa Viking
BACA JUGA:Sejarah Bajak Laut di Kekaisaran Tiongkok, Berlayar Bersama Armada 80.000 Perompak
Akhirnya utusan sang raja menemukan seorang wanita yang amat cantik tapi sayangnya Retno Gumilang, nama wanita itu, sudah menikah bahkan sedang hamil dua bulan.
Tak peduli akan status Retno Gumilang, Amangkurat kemudian membuat skenario agar perempuan cantik itu bisa datang ke Istana Plered.
Malam itu di Istana Plered digelar pertunjukan wayang.