Terdapat hampir 250 juta Muslim di Afrika sub-Sahara, sekitar 30% dari total populasi di wilayah tersebut, menurut Pew Research Center.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Berdirinya Klenteng Sam Poo Kong di Semarang
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Klenteng Tertua di Semarang, Indonesia? Sam Poo Kong!
Namun Ethiopia memiliki mayoritas penduduk beragama Kristen. Hampir dua pertiga penduduknya beragama Kristen, sementara sebagian besar sisanya beragama Islam.
"Arkeologi Islam telah diabaikan di Ethiopia karena orang-orang berkonsentrasi pada hal-hal lain," kata profesor Timothy Insoll, pemimpin proyek dan arkeolog di University of Exeter.
Ethiopia telah menjadi situs penggalian penting untuk penelitian peradaban manusia paling awal. Lucy, fosil berumur 3,18 juta tahun yang merupakan anggota nenek moyang manusia awal Australopithecus afarensis, ditemukan di Ethiopia pada tahun 1974.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Vihara Avalokitesvara Buddhagaya Watugong, Semarang, Indonesia
BACA JUGA:Tetap Berdiri Kokoh! Inilah Sejarah Berdirinya Benteng Pendem Ambarawa
"Penemuan ini mengatasi hampir tidak adanya arkeologi Islam di Etiopia," kata Insoll seperti dikutip dari News Week.
Masjid tersebut memiliki kemiripan dengan masjid lain yang ditemukan di Tanzania dan Somaliland, wilayah Somalia yang telah mendeklarasikan otonominya, yang menunjukkan adanya kontak dan hubungan antara komunitas Islam awal di Afrika Timur.
Para peneliti juga menemukan pecahan bejana kaca, kristal batu, batu akik (batu permata semimulia), manik-manik kaca, cangkang cowry, dan tembikar.
Beberapa artefak tersebut berasal dari India dan China, dan tim juga menemukan koin dari Mesir abad ke-13. Petani lokal juga terkadang menemukan benda-benda seperti koin China.
Penemuan di Harlaa merupakan bukti pertama adanya hubungan antara Ethiopia dan wilayah Teluk, India, dan Afrika Utara ratusan tahun yang lalu.
Para arkeolog juga menemukan sisa-sisa 300 orang yang dikuburkan di kuburan yang sedang diperiksa untuk mengetahui jenis makanan apa yang mereka konsumsi.
Insoll mengatakan bahwa proyek ini memakan waktu dua tahun untuk diselesaikan dan penggalian lebih lanjut dapat mengungkap artefak yang lebih awal.