PAGARALAMPOS.COM - Nilai tukar rupiah mengalami penguatan di awal perdagangan Kamis pagi, dibuka pada posisi Rp15.674 per dolar AS, naik 50 poin atau 0,31% dari penutupan hari sebelumnya.
Penguatan ini sejalan dengan tren positif yang terjadi pada mata uang Asia lainnya.
Menurut data yang dikutip dari CNNIndonesia.com, mata uang Asia mayoritas menunjukkan kekuatan dengan yuan China naik 0,01%, dolar Hong Kong 0,02%, baht Thailand 0,04%, dolar Singapura 0,19%, peso Filipina 0,37%, yen Jepang 0,55%, ringgit Malaysia 0,66%, dan won Korea Selatan 0,86%.
Sementara itu, rupee India mengalami pelemahan sebesar 0,16%.
Di sisi lain, mata uang utama negara maju juga serempak menguat dengan poundsterling Inggris naik 0,08%, euro Eropa 0,12%, franc Swiss 0,29%, dolar Australia 0,45%, dan dolar Kanada 0,17%.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, memperkirakan bahwa rupiah akan terus menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
BACA JUGA:Ngeri! BMKG Ungkap Dampak Gempa Megathrust, Jakarta Lumpuh dan Gedung-Gedung Tersedot ke Dalam Tanah
“The Fed memberikan pernyataan dovish dengan menegaskan rencana untuk memangkas suku bunga sebanyak 75 basis point (bps) tahun ini, lebih dari 50 bps yang diperkirakan investor sebelumnya,” ujarnya.
Leong memprediksi bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.600 sampai Rp15.700 per dolar AS pada hari ini.
Penguatan rupiah ini memberikan sinyal positif bagi pasar keuangan Indonesia, seiring dengan ekspektasi pelaku pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih akomodatif dari bank sentral Amerika Serikat.***