PAGARALAMPOS.COM - Terkena embargo militer adalah mimpi buruk dalam dunia alutsista suatu negara, dan sepanjang persenjataan didapatkan dengan cari diimpor.
Maka tiada ada jaminan negara pembeli bakal terbebas dari embargo. Salah satu yang berulang kali dialami Indonesia adalah embargo terkait dengan jet tempur.
Dari beragam kisah embargo yang mewarnai jejak penempur di Tanah Air, ada petikan dari perjalanan jet tempur F-5E Tiger II dengan tail number TS-0510.
Dari enam belas unit jet tempur F-5E/F Tiger II yang dibeli Indonesia sejak tahun 1980-an, tercatat ada empat unit yang mengalami kecelakaan dan jatuh (total loss). Kejadian pertama terjadi tidak lama setelah pesawat tempur ini tiba di Indonesia.
BACA JUGA:Ada Apa Jerman Embargo Senjata Ke Kazakhstan, Terancamkah Pengadaan Airbus A400M
Tepatnya tahun 1981 satu unit pesawat tempur F-5E (kursi tunggal) dengan tail number TS-0504 jatuh. Kemudian disusul dengan F-5E (kursi tunggal) dengan tail number TS-0505 (1986).
Dua unit lainnya yang jatuh juga dari varian kursi tunggal yaitu F-5E tail number TS-0507 (1990) dan TS-0506 (1993).
Foto : Jet tempur TNI AU.-Waduuh, Indonesia Diembargo Amerika, Jet Tempur TNI AU Yang Tertahan 7 Tahun di AS, Begini Kisahnya-Indomiliter.com
Nah, dengan jatuhnya empat unit pesawat tersebut, kesiapan operasional Skadron Udara 14 hanya terdiri 12 unit pesawat tempur F-5E/F Tiger II. Apesnya, salah satu dari 12 unit F-5E/F yang tersisa
Yaitu pesawat tempur F-5E (kursi tunggal) dengan tail number TS-0510 juga pernah mengalami masalah saat hendak melakukan latihan di sekitar akhir dekade 1990-an.
BACA JUGA:Arab Saudi Tolak Embargo Minyak ke Israel, Ini Alasanya
Hal tersebut mengakibatkan TS-0510 mengalami kerusakan dan keretakan pada beberapa bagian airframe nya sehingga harus diperbaiki ke pabrikanya di Amerika Serikat. Dan siapa sangka, bahwa perbaikan TS-0510 membutuhkan waktu yang “sangat lama.”
Diputuskan akhirnya pesawat tempur F-5E dengan tail number TS-0510 ini akhirnya dikirimkan ke Amerika untuk diperbaiki dengan harapan masih bisa digunakan dikemudian hari.
Dan setelah mengalami perbaikan di AS, pesawat tempur ini dinyatakan sudah bisa dikirim kembali ke Indonesia, dan akan memperkuat arsenal Skadron Udara 14.
Namun, sebelum TS-0510 dikirim ke Indonesia, Amerika Serikat sudah memberlakukan embargo militer bagi Indonesia terkait permasalahan di Timor Timur pada tahun 1999.