Setiap ruangannya dimanfaatkan untuk keperluan para keluarga keraton.
BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan
BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit
Mihrab yang berada di bagian barat bangunan digunakan sebagai tempat beribadah.
Di bagian utara dan selatan, terdapat Gardu Pandang atau tempat tinggi untuk melakukan pengintaian terhadap musuh.
Di dalam situs ini juga terdapat kolam pemandian yang berfungsi sebagai tempat mandi bagi keluarga kerajaan, lengkap dengan sebuah mata air yang disebut dengan 'Tuk'.
Sebelumnya, air dari mata air Tuk dialirkan ke kolam untuk digunakan mandi bagi raja dan keluarganya.
BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit
BACA JUGA:Bukan Hotel Bintang 5 Tapi Ini Bus Termewah, Ini Dia Deretan Bus Mewah Di Indonesia!
Namun, saat ini mata air tersebut telah berhenti mengalir dan kolam pun mengering.
Mengutip laman Jogja Cagar, situs ini telah mengalami kerusakan yang cukup signifikan, terutama pada bagian atap yang tidak lagi utuh.
Kerusakan ini semakin diperparah oleh gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 sehingga menyebabkan dinding sisi utara roboh.
Situs Warungboto ini pun direstorasi BPCB DIY pada 2016 untuk tujuan wisata.
BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan
BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional
Para pengunjung pun bisa mengunjungi Situs Warungboto ini dengan tetap memperhatikan aturan dan menjaga bangunan tetap lestari.