Pada tahun 1554, Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya atau Joko Tingkir di peperangan besar di dekat Bengawan Sore.
Demak Jipang pun runtuh dan digantikan oleh Kesultanan Pajang.
"Kami bukan mendirikan kerajaan baru, namun hanya nguri-nguri budaya," kata Barik Barilyan seperti dilansir Kompas.com.
BACA JUGA:Membongkar Kembali Sejarah Peradaban Suku Jawa
BACA JUGA:Tempat Bersemayam Dewa! Sejarah di Balik Keindahan Gunung Bromo
Menurut Barik, wilayah Kerajaan Jipang meliputi Kabupaten Blora, Pati Lasem Rembang, dan Kabupaten Bojonegoro.
Nama Jipang, yang biasa disebut masyarakat dengan 'Jipang Panolan' adalah dua daerah yang berbeda.
Desa Jipang menjadi bagian Kecamatan Cepu, sedangkan Desa Panolan masuk wilayah Kecamatan Kedungtuban.
Keduanya bagian dari Kabupaten Blora.
BACA JUGA: Termasuk Elkan Baggott, Tiga Pemain Timnas Indonesia Absen Lawan Vietnam
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Budaya Warisan Megalitikum Bori Kalimbuang Toraja
Semasa Arya Penangsang berkuasa, nama Jipang tanpa Panolan.
Nama Jipang Panolan, adalah nama semasa Jipang dikuasai Kerajaan Pajang sebagai kadipaten penuh, di mana pusat pemerintahan yang semula di Kotaraja Jipang dipindahkan ke Desa Panolan.
Baca juga: Svargabumi, Memanjakan Penggemar Selfie
"Sejak itulah Jipang menjadi Kadipaten dengan nama Kadipaten Jipang Panolan," ujar Barik seperti dinukul Liputan6.com.
BACA JUGA:Warisan Kerajaan Sriwijaya! Ini Sejarah Candi Bumiayu di Pali