Pada urutan selanjutnya adalah pedagang, baru kemudian pemerintah.
Kenaikan harga beras telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Fenomena El Nino juga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga beras, yang mendorong pemerintah untuk mengimpor beras tambahan sebanyak 1,6 juta ton.
Dengan tambahan impor tersebut, total kuota impor beras pada tahun 2024 meningkat menjadi 3,6 juta ton.
BACA JUGA:Operasi Keselamatan 2024, Polri Berhasil Tindak 86.437 Pelanggar Lalu Lintas
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata beras di pasar tradisional saat ini berkisar antara Rp13.800 hingga Rp19.500 per kilogram.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang berada dalam kisaran Rp10.550 hingga Rp17.400 per kilogram.
Analisis Mendalam tentang Harga Beras dan Faktor-faktor Penyebabnya
Harga beras yang sulit turun menjadi perhatian utama bagi banyak pihak terutama para konsumen dan pelaku bisnis di sektor pangan.
BACA JUGA: Soal Rekapitulasi Pemilu di Lima Provinsi, Ini Keterangan dan Target KPU!
Penjelasan dari Bos Bulog, Bayu Krisnamurthi, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kompleksitas masalah ini.
Salah satu poin penting yang dia soroti adalah kenaikan upah tenaga kerja yang menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga beras.
Dengan sekitar 50 persen dari biaya produksi beras disumbangkan oleh biaya tenaga kerja, kenaikan upah dapat secara signifikan mempengaruhi harga jual akhir beras.
Tidak hanya itu, lonjakan harga sewa lahan juga merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan.
BACA JUGA:Mengenal Suku Tutari, Memiliki Jejak Peninggalan Megalitikum Yang Unik di Papua
Transformasi lahan sawah menjadi perumahan secara bertahap telah menyebabkan penurunan lahan tanam padi, sehingga meningkatkan permintaan akan lahan yang tersisa dan dengan demikian, mendorong kenaikan harga sewa.