Mengenal Sejarah Masjid Jami Mataram dari Sultan Agung Hingga Proklamasi RI

Senin 18-03-2024,16:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Masjid Jami Matraman bisa jadi merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. 

Usut punya usut, tempat tersebut menjadi saksi bisu jejak perjuangan kerajaan Mataram merebut Batavia dari Belanda.

Masjid itu terletak persis di samping Kali Ciliwung tepatnya di Pegangsaan, Timur, Menteng, Jakarta Pusat.

Tak begitu sulit untuk mencari masjid Jami Matraman ini.

BACA JUGA:Kerangka Manusia Ditemukan di Kapal Perang yang Dijuluki Titatic Kuno

 Berjarak setidaknya sekitar 300 meter dari Tugu Proklamasi di Jakarta yang menjadi titik kemerdekaan bangsa Indonesia pada 1945 silam, berdiri sebuah masjid yang usianya sudah ratusan tahun dan memiliki kaitan sejarah dengan perjuangan ibu kota di masa lampau.

Rumah ibadah itu adalah Masjid Jami Matraman yang beralamat di Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Mengutip buku Masjid Warisan Budaya di Jawa dan Madura yang diterbitkan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud pada 2018 silam, Masjid Jami Matraman adalah sebuah saksi bisu pembebasan Batavia--nama Jakarta di masa penguasaan Belanda via VOC--dan kemerdekaan Indonesia pada 1945.

BACA JUGA:Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro Mengusir Hindia Belanda, Cek

"Para Bapak Bangsa salat Jumat di sini persis selepas mengumandangkan proklamasi 17 Agustus 1945. 300 tahun sebelumnya, tak jauh dari sini upaya 'pembebasan' juga terjadi. Pasukan Mataram berani menentang dominasi VOC yang mencengkeram erat Batavia," demikian ditulis pada buku tersebut.

Sejarah berdirinya masjid itu tak lepas ketika Sultan Agung--Raja Mataram--mengirimkan pasukan untuk membebaskan Batavia dari cengkeraman VOC pada tahun 1620an. Di situlah basis perjuangan ribuan pasukan Mataram, hingga mereka membangun sebuah gubuk kecil yang kemudian dijadikan rumah ibadah dan kini dikenal sebagai Masjid Jami Matraman.

Saat CNNIndonesia.com berkunjung ke sana pada Kamis (29/2), terlihat tak ada yang spesial di bagian dpeannya. Hanya terpampang tulisan "Masjid Jami' Matraman" beserta tulisan berbahasa Arab di atasnya.

Sebuah menara yang menjulang di bagian depan masjid ini pun tak memberikan kesan adanya keistimewaan. Pasalnya, banyak juga masjid-masjid lain yang memiliki menara tinggi.

BACA JUGA:Kuil Maya Devi Nepal. Saksi Bisu Peninggalan dan Ajaran Buddha

Masuk ke bagian dalam masjid, kesan 'biasa' pun masih terasa. Semua perlengkapan masjid tak berbeda jauh dengan masjid umum biasanya. Sajadah panjang hijau, mimbar kayu dengan kaligrafi hingga jam digital pengingat sholat terpampang.

Kategori :