Mengulik Sejarah Pembangunan Saka Tatal Masjid Agung Demak

Rabu 20-03-2024,06:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

BACA JUGA:Menggali Warisan Belanda di Kabupaten Lebong, Tambang Emas dan Bangunan Bersejarah

Persamuhan itu terjadi pada saat malam telah tergelincir, lintang waluku tengah bersinar terang.

Pada saat itu, wali dari Cahyana itu memberi saran yang dalam Babad Redi Munggul berbunyi :

"Monggo sami nenuwun ing Allah, kawula ingkang dadhos Palu (dedonga), kanjeng Wali saha Susuhanan ingkang dadhos gandhen (ngijabahi)".

Artinya : Mari kita memohon kepada Allah, saya akan berdoa, dan bila berkenan para Wali mohon untuk mengijabah.

BACA JUGA:Menggali Warisan Belanda di Kabupaten Lebong, Tambang Emas dan Bangunan Bersejarah

BACA JUGA:Eksplorasi Peninggalan Belanda di Rejang Lebong, Dari Tambang Emas Hingga Arsitektur Kolonial yang Bersejarah

Atas izin Allah, Masjid Agung Demak berdiri tegak dan arah kiblatnya telah tepat menghadap Ka'bah.

Para wali lantas takjub dengan hati suci dan tulus utusan dari Cahyana itu yang doanya bisa dikabulkan kontan oleh Allah. 

Peristiwa inilah yang kemudian dipercaya menjadi awal predikat 'perkasa' disematkan.

Gelar tersebut diberikan atas kerja kerasnya membuat Saka Tatal dan menegakkan posisi Masjid Agung Demak.*

Kategori :