Daerah kerajaan ini kaya akan emas, sehingga Rajo Tunggal memerintahkan pembuatan tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan nama "tambang titah".
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Tua di Indonesia, Inilah 5 Nama Kerajaannya
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! Ini Amalan Wajib di 10 Hari Pertama Puasa yang Penuh Rahmat
Barang dagangan dari hasil hutan dan hasil bumi Kandis diperdagangkan ke Semenanjung Malaka melalui Mentri Perdagangan Dt. Bandaro Hitam, yang menggunakan kapal kayu atau ojung.
Hubungan perdagangan yang erat antara Kandis dan Malaka berperan penting dalam mencapai puncak kejayaan kerajaan ini.
Namun, pada masa puncak kejayaannya, terjadi perebutan kekuasaan oleh bawahan Raja yang ingin berkuasa. Fitnah dan hasutan pun muncul, mengganggu stabilitas kerajaan.
Beberapa tokoh yang merasa berpengaruh akhirnya pindah dari Bukit Bakar ke tempat lain, salah satunya adalah pendirian Kerajaan Kancil Putih di Bukit Selasih.
BACA JUGA:4 Wisata Sejarah di PALI Sumsel yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Berlibur, Simak!
Meskipun demikian, pemerintahan Dt. Rajo Tunggal dikenal adil dan bijaksana.
Cerita mengenai Kerajaan Kandis dengan Istana Dhamna terus diwariskan melalui generasi, terutama kepada anak dan istri Dt. Bandaro Hitam yang menjalin hubungan perdagangan dengan Malaka.
Penelitian dan pengungkapan lebih lanjut mengenai Kerajaan Kandis diharapkan akan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah Indonesia kuno dan keberagaman budaya di wilayah ini.
Keberadaan kerajaan ini sebagai kerajaan tertua di Kepulauan Indonesia membuktikan warisan yang berharga bagi peradaban kita.***