Bangunan ini disebut 'bekel' dan dihiasi ornamen perunggu. Gedung Sate resmi dibuka pada tanggal 27 Juli 1924 oleh Gubernur Jenderal ACD de Graeff.
Salah satu fakta sejarah yang menarik adalah Gedung Sate berperan dalam Konferensi Meja Bundar (RTC) Belanda-Indonesia pada tahun 1949.
BACA JUGA:Inilah 6 Film Horor Indonesia di November, No 2 Film Kultus Iblis Seremm
Gedung ini sekaligus menjadi tempat penandatanganan Perjanjian Linggadjati antara Indonesia dan Belanda, yang menandai langkah signifikan menuju kemajuan Indonesia. kemerdekaan.
Peran Gedung Sate terus berkembang hingga menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat.
Saat ini, gedung ini menjadi kantor gubernur, museum, dan ruang publik yang disebut Taman Gedung Sate.
Bangunan ini telah menjadi landmark ikonik di Bandung, melambangkan warisan budaya dan sejarah kota.
BACA JUGA:Inilah Film Indonesia, Yang Tayang di Bioskop November 2023 Ini Kang, No 6 Horor Pakek Banget
5. Taman Fatahillah
Terletak di jantung Kota Tua Jakarta (Kota Tua), Taman Fatahillah adalah alun-alun bersejarah yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan era kolonial.
Alun-alun ini awalnya bernama Stadhuisplein pada masa penjajahan Belanda, mengacu pada balai kota yang berdiri di tengahnya.
Setelah Indonesia merdeka, alun-alun ini berganti nama menjadi Taman Fatahillah, untuk menghormati Fatahillah, gubernur Arab yang merebut kota tersebut dari Portugis pada awal abad ke-17.
Taman Fatahillah adalah rumah bagi beberapa bangunan terkenal:
Museum Sejarah Jakarta (Museum Sejarah Jakarta): Bertempat di bekas balai kota (Stadhuis), museum ini menampilkan sejarah Jakarta dari zaman prasejarah hingga saat ini.
Arsitektur bangunan mencerminkan pengaruh kolonial Belanda.
- Museum Wayang: Didedikasikan untuk tradisi wayang kulit (wayang kulit) dan wayang golek (boneka kayu), museum ini menampilkan banyak koleksi boneka tradisional Indonesia.
- Museum Seni Rupa dan Keramik: Awalnya dibangun sebagai gedung pengadilan, museum ini menampilkan beragam koleksi seni rupa dan keramik.