PAGARALAMPOS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menguatkan seruan boikot terhadap produk-produk Israel sebagai bentuk nyata solidaritas terhadap bangsa Palestina.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan, MUI menegaskan bahwa langkah ini adalah kelanjutan dari fatwa sebelumnya yang telah diterbitkan.
Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, mengungkapkan bahwa boikot ini merupakan ekspresi keprihatinan umat Islam Indonesia terhadap penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara mereka di Palestina, terutama selama bulan suci Ramadhan.
BACA JUGA:MUI Serukan Boikot Produk Israel, Termasuk Kurma, Tindakan Tekanan dalam Solidaritas Palestina
"Kami mengajak seluruh umat Islam untuk bersama-sama memboikot produk-produk Israel sebagai wujud nyata dari empati kita," ujar Amirsyah.
Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, menjelaskan bahwa tujuan boikot ini adalah untuk memberikan dampak ekonomi terhadap Israel dan meredakan agresi mereka terhadap Palestina.
"Setiap rupiah yang kita belanjakan pada produk-produk mereka secara tidak langsung mendukung tindakan agresi Israel. Oleh karena itu, kita harus menghindari produk-produk tersebut dan beralih ke produk dalam negeri," jelas Prof. Sudarnoto.
BACA JUGA:Jangan Tertipu! Inilah 5 Merek Kurma Asli Mesir, Cocok Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Puasa
Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina menjadi dasar hukum bagi seruan ini.
Fatwa tersebut menegaskan bahwa mendukung agresi Israel adalah haram, dan umat Islam diharapkan untuk menghindari segala bentuk dukungan, termasuk dalam bentuk ekonomi.
MUI juga mengimbau para pedagang di Indonesia untuk tidak menjual produk-produk yang terafiliasi dengan Israel, termasuk kurma yang sering menjadi konsumsi utama selama Ramadhan.
BACA JUGA:Ramadhan, Momentum Tingkatkan Imtaq di Kota Pagaralam, Ini Kata Pj Walikota Pagaralam!
"Kami berharap, dengan boikot ini, kita dapat memberikan dukungan yang lebih konkret bagi perjuangan bangsa Palestina," tutup Prof. Sudarnoto.***