PAGARALAMPOS.COM - Dusun Gunung Agung Pauh (GAP) di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, menjadi sorotan sebagai pintu gerbang utama bagi wisatawan yang ingin menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Dengan keberadaan tinggalan budaya dan sejarah yang masih lengkap, GAP menjadi titik awal yang penting bagi pengunjung yang ingin memahami akar budaya dan warisan sejarah yang kaya di daerah tersebut.
Direktur Pengembangan Budaya dari The World Peace Committee, Prof. Dr. Sri Wahyuni, menekankan bahwa Dusun GAP bukan hanya sekadar pintu masuk biasa, melainkan pusat kebudayaan dan sejarah yang penting di Pagaralam.
Dibandingkan dengan dusun-dusun lainnya, GAP memiliki nilai historis yang unik dan kompleks yang membuatnya layak untuk menjadi fokus utama bagi wisatawan yang ingin merasakan pesona budaya dan sejarah kota tersebut.
BACA JUGA:Soal Penggunaan Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Klarifikasi Pemerintah!
Sebagai lembaga internasional yang memiliki komitmen terhadap perdamaian dunia, The World Peace Committee memberikan pengakuan terhadap pentingnya GAP sebagai titik awal perjalanan bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dalam kekayaan budaya Indonesia.
Didirikan pada 7 Maret 1997 di Kota Besel, Swiss, oleh sembilan pemimpin dunia dari negara-negara paling berpengaruh, lembaga ini dipimpin oleh tokoh Indonesia.
Menurut Prof. Dr. Sri Wahyuni, GAP harus dilengkapi dengan sentral informasi yang komprehensif untuk memandu wisatawan dalam menjelajahi tempat-tempat bersejarah dan budaya di Pagaralam.
Dengan adanya fasilitas ini, pengunjung tidak akan lagi kebingungan dalam merencanakan perjalanan mereka, karena mereka akan memiliki panduan yang jelas tentang destinasi-destinasi yang harus mereka kunjungi.
BACA JUGA:Menteri BUMN Copot Direktur Utama PT Taspen, Ini Alasannya!
Salah satu faktor utama yang membuat Dusun GAP menjadi pusat wisata budaya adalah keberadaan tinggalan budaya yang masih utuh hingga saat ini.
Salah satunya adalah ghumah baghi, rumah tradisional khas Besemah, yang merupakan bagian integral dari identitas budaya daerah tersebut.
Prof. Dr. Sri Wahyuni telah membandingkan GAP dengan dusun-dusun lainnya dan menyimpulkan bahwa hanya GAP yang memiliki semua kriteria untuk menjadi gerbang utama wisata sejarah dan budaya di Pagaralam.
Kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh Dusun GAP tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik, tetapi juga menarik perhatian wisatawan internasional yang tertarik untuk memahami lebih dalam tentang keberagaman budaya Indonesia.