PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Pakuan Pajajaran, atau biasa disebut Pajajaran, adalah salah satu kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat, yang berdiri dari tahun 932 hingga 1579 M di wilayah Tatar Pasundan. Pajajaran didirikan pada tahun 923 M oleh Sri Jayabhupati, dan pada puncaknya menguasai sepertiga atau seperdelapan pulau Jawa.
Ibu kotanya terletak di Pakuan, yang kini dikenal sebagai Bogor.
Pajajaran dipimpin oleh sejumlah raja terkenal, termasuk Sri Baduga Maharaja (1482-1521), Surawisesa (1521-1535), dan Ratu Dewata (1535-1543).
Di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja, kerajaan ini mencapai puncak kejayaan, dengan perkembangan pesat dalam bidang ekonomi dan budaya.
Prabu Siliwangi adalah salah satu raja terkenal dari Pajajaran yang memerintah selama 39 tahun. Menurut beberapa sumber, ia adalah seorang muslim yang di-Islamkan oleh Syekh Hasanuddin, seorang ulama besar yang hidup sebelum era Wali Sembilan.
Namun, setelah kematian Prabu Siliwangi, kerajaan ini tetap kuat dan tidak dapat ditaklukkan oleh kerajaan besar lainnya, termasuk Majapahit.
Meskipun Majapahit terkenal dengan kekuatan militernya dan hampir menguasai seluruh Nusantara, mereka tidak berhasil menaklukkan Pajajaran.
Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan ini tetap merdeka hingga akhirnya dihancurkan oleh Kesultanan Banten pada tahun 1579. Palangka Sriman Sriwacana, simbol kekuasaan Pajajaran, diambil alih oleh pasukan Maulana Yusuf dari Banten, menandai akhir dari era Kerajaan Sunda.
Kejayaan Pajajaran tidak hanya ditandai oleh kekuatan militer, tetapi juga oleh warisan budaya yang kaya.
Ibu kotanya, Pakuan, dikenal dengan arsitektur yang megah, termasuk istana yang dibangun dengan 330 pilar kayu berukir indah. Kota ini dilindungi oleh benteng alam dan buatan yang kuat, menjadikannya sulit untuk ditaklukkan oleh musuh.
Wilayah Sunda, khususnya Kerajaan Sunda, merupakan wilayah yang unik bagi Majapahit. Bahkan Mahapatih Gajah Mada, yang terkenal dengan Sumpah Palapanya untuk menyatukan Nusantara, enggan untuk menyerang wilayah ini secara militer.
Kerajaan Sunda dianggap sebagai entitas yang mandiri dan tidak layak untuk ditaklukkan secara paksa. Konon, raja-raja Sunda masih keturunan dari Jayabhupati yang memiliki hubungan kerabat dengan penguasa di Jawa bagian timur, termasuk Airlangga.