Jakarta, PAGARALAMPOS.COM - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyiapkan impor beras tambahan sebesar 1,6 juta ton untuk mengisi stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola di Bulog.
Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di tengah kondisi produksi beras nasional yang masih menunggu musim panen raya.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor beras tambahan ini merupakan bagian dari kuota impor 2 juta ton beras yang sudah ditetapkan pemerintah.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi Daerah, Pemerintah Kota Pagar Alam Gelar Gerakan Pangan Murah Beras SPHP
Dari kuota tersebut, baru 500 ribu ton beras yang sudah masuk ke Indonesia.
“1,6 (juta ton) ini memang dipersiapkan saja. Pak Presiden mintanya harus ada stok di Bulog 1,2 juta ton minimal. Beliau malah inginnya ada tiga juta ton,” kata Arief di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/2/2024), seperti dikutip dari Liputan6.
Arief menjelaskan, impor beras tambahan ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar.
BACA JUGA:Menghadapi Tantangan Inflasi, Pemkot Pagaralam Siapkan Strategi Kolaboratif Ini!
Ia menegaskan, impor beras tidak akan mengganggu petani lokal yang sedang menanam atau panen.
“Kalau panennya bisa di atas 3,5 juta ton itu biasanya perlu waktu dua minggu sampai tiga minggu untuk ‘convert’ menjadi beras. Panen, gabah dikeringkan sampai distribusi kurang lebih tiga mingguan,” ucapnya.
Arief berharap, dengan adanya impor beras tambahan ini, harga beras di pasaran bisa turun.
Saat ini, harga beras masih di atas Rp16 ribu per kg, sementara harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani juga masih tinggi, yaitu sekitar Rp8.000-Rp8.600 per kg.
Untuk menekan harga beras, pemerintah juga telah menginstruksikan Perum Bulog untuk menjual beras dengan harga HET kepada masyarakat melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 250 ribu ton.
Selain itu, para penggiling di sejumlah daerah juga diminta untuk mendistribusikan beras secara masif dalam kemasan 5 kilogram ke seluruh ritel hingga pasar tradisional.***