JAKARTA, PAGARALAMPOS.COM - Berbagai bentuk kecurangan masif pada Pemilu 2024 yang dirangkum dalam film dokumenter berjudul Dirty Vote disebut Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim, adalah pengungkapan dari adanya intervensi kekuasaan.
Chico meyakini film ini menjadi sebuah bukti bahwa pemerintah tidak netral karena menyiapkan skenario mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024.
“Film ini mampu mengungkapkan berbagai kecurangan Pemilu yang dilakukan secara masif, bahkan campur tangan kekuasaan istana sangat kental terasa,” kata Chico dalam keterangan pers, Senin (12/2/2024).
Pasangan yang dimaksud Chico adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang semula sudah janggal karena melalui proses yang cacat etika merujuk putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terkait Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/223 soal syarat usia capres dan cawapres.
BACA JUGA:Ganjar-Mahfud Janji Sediakan Internet Cepat dan Gratis di Seluruh Sekolah
Selain itu, intervensi pemerintah bahkan sudah sampai memberikan tekanan kepada kepala daerah dan menggunakan aparat baik Polri maupun TNI hingga bantuan sosial.
“Dari film tersebut nampak kuatnya rekayasa pemilu yang diawali dengan manipulasi hukum di MK,” ucap Chico.
“Keberpihakan penguasa istana terhadap Prabowo-Gibran melalui penunjukkan PJ Kepala daerah yang ditempatkan sebagai hak prerogatif presiden, melupakan proses yang seharusnya demokratis.”
“Tekanan terhadap kepala daerah, kepala dinas, kepala desa, hingga kelompok demokrasi oleh oknum TNI POLRI yang seharusnya bertindak netral; hingga penyalahgunaan anggaran negara melalui bansos.”
BACA JUGA:TPN: Ganjar Tidur di Rumah Warga untuk Serap Aspirasi
Dari fakta-fakta yang dibeberkan, Chico percaya pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo sudah melupakan nilai-nilai sebagai sosok yang berintegritas.
“Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka Pak Jokowi sudah berubah seperti itu,” tutur Chico.
“Menempatkan kekuasaan di atas segalanya. Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud.”