Bisa melalui Jalan Kopo, atau melalui Jalan Banjaran, bisa juga melalui Jalan Tol Soroja, keluar di gerbang Tol Soreang.
BACA JUGA:Spektakuler! Inilah Keindahan yang Mempesona di Puncak Tertinggi Kedua di NTB: Gunung Sanggar
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan provinsi menuju Ciwidey, dan nantinya berhenti tepat di depan gerbang wisata Kawah Putih.
Atau jika ingin mengunjungi Gunung Patuha dari Kampung Cipanganten, perjalanan berlanjut sampai menemukan belokan di dekat gerbang Perkebunan Teh Rancabali. Jika jalan ini terus disusuri, kita akan sampai di Kota Cianjur .
Di dekat Gunung Patuha terdapat beberapa gunung lainnya. Di sebelah utaranya terdapat Gunung Batukorsi, di sebelah timur ada Pasir Tanjakanbima dan Gunung Urug, di sebelah barat terdapat kembarannya, yaitu Gunung Patuha 2, yang oleh masyarakat dikenal juga dengan nama Gunung Mayit.
BACA JUGA:Spektakuler! Inilah Keindahan yang Mempesona di Puncak Tertinggi Kedua di NTB: Gunung Sanggar
BACA JUGA:Menyusuri Keindahan Alam Gunung Slamet Puncak Tertinggi Kedua di Pulau Jawa
Nama Patuha berasal dari kata sepuh. Dalam bahasa Indonesia sepuh bisa berarti pak tua yang lambat laun nama ini berubah menjadi Patuha.
Gunung Patuha meletus pada abad X dan XII hingga akhirnya membentuk kawah yang sering disebut sebagai Kawah Putih, kawah dengan bebatuan.
Atau pasir dan air kawah yang berwarna putih kehijauan dikelilingi tebing bekas letusan yang di sebagian tempatnya sudah ditumbuhi lumut dan tanaman liar lainnya.
Dahulu, kawasan gunung ini dianggap sangat angker dan mistis oleh masyarakat sekitar. Bahkan segerombolan burung yang terbang enggan melewati puncak ini, dan kalau pun ada, maka akan mati.
BACA JUGA:Meski Banyak Mitos yang Mistis, Namun Keindahan Puncak Gunung Prau Tetap Tak Terkalahkan
BACA JUGA:Yakin Gak Mau Kesini? Nikmati Keindahan Alam Puncak Gunung Merbabu
Menurut kepercayaan masyarakat, di lahan puncak Gunung Patuha terdapat 7 makam leluhur yang namanya diawali dengan kata "Eyang" (Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong).
Salah satu puncak Gunung Patuha, yaitu Puncak Kapuk, dipercayai sebagai tempat berkumpulnya para leluhur tersebut, dengan Eyang Jaga Satru sebagai pimpinannya.