PAGARALAMPOS.COM - Gunung Sindoro merupakan gunung berapi aktif. Meski begitu, salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah ini tetap digemari para pendaki.
Gunung ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada tahun 1970 dan kembali mengeluarkan asap sulfat tebal serta aktivitas seismik yang intens.
Sekarang pelajari lebih lanjut tentang Gunung Sindoro.
Gunung Sindoro merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Tengah.
BACA JUGA:Mengenal Gunung Lokon, 6 Fakta Penting yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Melakukan Pendakian
Puncak yang aktif secara stratigrafi ini berada 3.136 meter di atas permukaan laut. Gunung Sindoro terletak di dekat Gunung Sumbing. Kedua gunung ini sering disebut gunung kembar karena kemiripannya.
Saat mendaki Sindoro, Anda akan melihat dengan jelas gunung Sumbing dan juga keduanya. Nama Sindoro yang diasosiasikan dengan gunung berasal dari kata Sansekerta “sundara” yang berarti “indah”.
Belakangan namanya semakin dikenal dengan nama Gunung Sindoro.
BACA JUGA:Telusur Puncak Tertinggi di Pagaralam Gunung Dempo yang Tawarkan Keindahan Menakjubkan
BACA JUGA:Mengulik Keistimewaan dan Refrensi Liburan Asyik di Gunung Bromo
Kisah letusan Gunung Sindoro baru diketahui setelah abad ke 19. Sebelumnya, tidak ditemukan jejak letusannya.
Letusan itu terjadi pada tahun 1806, 1818, 1882, 1883, 1887, 1902, 1903, 1906, 1908, 1910, dan 1970.
Di antara belasan letusan tersebut, tak ada satu pun letusan yang dilaporkan menyebabkan korban jiwa.
Pada tahun 1973, dua orang pendaki, Hamidi dan Hadian melakukan pendakian ke puncak.