Kisah Melegenda Pendekar Si Pahit Lidah, Simak Disini Cerita Hingga Pesan Moralnya!

Jumat 26-01-2024,05:56 WIB
Reporter : Erick
Editor : Erick

Sedangkan Si Mata Empat seperti namanya dia memiliki sepasang mata di bagian belakang kepala.

Suatu hari Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat membuat kesepakatan untuk menggelar pertarungan di tepi Danau Ranau kawasan Banding Agung.

BACA JUGA:Kebenaran Pendekar Si Pahit Lidah Utusan Majapahit di Sumsel Masih Menjadi Misteri!

Cara mereka mengadu kesaktian bukan dengan berkelahi adu fisik, tapi keduanya sepakat untuk tidur menelungkup di bawah pohon aren.

Kemudian bergantian memotong buah aren, siapa yang tertimpa oleh buah aren yang dijatuhkan, maka akan dianggap kalah sakti.

Sebelum pertarungan dimulai, keduanya sepakat untuk mengumpulkan kesaktian masing masing.

Tak disangka, kesempatan tersebut dimanfaatkan Si Mata Empat dengan berbuat licik agar bisa unggul dari Si Pahit Lidah.

BACA JUGA:Kisah Si Pahit Lidah, Pendekar Sakti Dari Sumsel Yang Perkataannya Menjadi Kenyataan!

Setelah hari yang disepakati tiba, Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat bertemu di bawah pohon aren sesuai kesepakatan sebelumnya.

Si Mata Empat mempersilahkan Si Pahit Lidah untuk naik ke pohon aren terlebih dahulu.

Si Pahit Lidah lalu naik dan memotong tangkai buah aren yang berada persis di atas tubuh Si Mata Empat.

Tentunya Si Mata Empat dengan mudah bisa menghindar meski Si Pahit Lidah mencobanya sebanyak tiga kali.

BACA JUGA:PETAPA! Terletak di Sumsel, Ternyata Disini Si Pahit Lidah Mendapatkan Kesaktian

Karena si Mata Empat bisa melihat buah aren yang jatuh itu menggunakan sepasang matanya yang berada di belakang kepala.

Kini giliran Si Pahit Lidah yang tidur di bawah pohon aren, ia sudah merasa bahwa ajalnya telah dekat.

"Pahit lidah apakah kau sudah siap dengan kematianmu?” kata Si Mata Empat dengan sombongnya.

Kategori :