Sebagai helikopter ringan dengan dua bilah baling-baling, Hiller punya konfigurasi 1 pilot dan dua penumpang.
BACA JUGA:Infinix Zero 5G dan Infinix Note 12 Turbo, Inovasi Tanpa Batas di Dunia Smartphone
BACA JUGA:Tak Banyak yang Tahu! Ternyata Disi Tempat Liburan Orang Kaya, Pengen Kesini?
Uniknya, posisi pilot berada di kursi tengah, dan penumpang ada di samping kiri dan kanan pliot (side by side).
Konsol kemudi pun menggunakan tuas yang tersambung ke bagian atas (bukan model stick). Normalnya, Hiller 360 menggunakan tricycle landing gear, tapi dalam situasi khusus, dapat pula dipasangi landing gear berupa ponton atau skid. Ponton digunakan untuk melakukan pendaratan di air.
Dapur pacu Hiller 360 mengadopsi mesin tunggal enam silinder Franklin 6V4-178-B33 dengan fan cooled. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga 134/178 kW/hp pada 3.000 rpm. Kapasitas bahan bakar yang dapat dibawa sebanyak 102 liter.
BACA JUGA:Mobil Keluarga Terbaru Suzuki APV 2024, Tampil Mewah Dengan Kualitas Canggih!
BACA JUGA:Eksplore Keindahan Wisata Majalengka yang Suguhkan Destinasi Cantik dan Mempesona
Dengan bonot 965 kg, Hiller 360 dapat melaju dengan kecepatan maksimum 135 Km per jam, sementara kecepatan jelajah 122 Km per jam. Kecepatan menanjaknya 220 meter per menit.
Hiller 360 hanya bisa terbang setinggi 3.100 meter, sedangkan untuk hovering maksimum di ketinggian 1.450 meter. Bagaimana dengan jarak tempuh yang bisa dicapai? Ternyata hanya mencapai rentang 250 – 300 Km.
Dari segi fungsionalitas, Hiller 360 pada masanya laris digunakan untuk keperluan suvei udara, pengiriman surat, penyemprotan bahan kimia, pengantar surat, dan kargo ringan.
BACA JUGA:Akselerasi Keberlanjutan, Revolusi Elektrifikasi dengan MG ZS EV dan MG 4 EV, Ini Ulasan Lengkapnya!
BACA JUGA:Hiller 360, Legenda Helikopter Perdana Sang Proklamator Republik Indonesia
Namun, Hiller 360 juga punya rekam jejak dalam operasi militer, dalam Perang Indochina dan Perang Korea, Hiller 360 berperan sebagai heli medevac (medical evacuation) dengan kemampuan membawa dua usungan tandu (stretcher) yang ditempatkan di samping kabin.
Desain yang ringkas juga selaras dengan mudahnya sistem perawatan, pihak pabrikan cukup mensyaratkan inspeksi ringan setelah 50 jam terbang.
Waktu inspeksi membutuhkan waktu tiga jam tanpa engine controls. Berikutnya ada inspeksi per 100 jam dengan waktu maintenance 20 jam, kemudian inspeksi per 600 jam dengan waktu maintenance 300 jam.