BACA JUGA:Mesir Luncurkan Saad 200’, Self Propelled MLRS Roda Rantai Produksi Dalam Negeri
Putin dituduh bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina selama perang di negara itu.
Kunjungan tersebut dilakukan saat polisi bersenjata PBB berpatroli di sebagian Kota Expo Dubai yang saat ini dianggap sebagai wilayah internasional untuk perundingan COP28.
Hubungan bisnis negara-negara ini memang melonjak pesat sejak Barat menjatuhkan sanksinya terhadap Moskow.
Hingga kini, belum ada kejelasan apakah Putin akan datang ke area COP28 yang baru saja didatangi oleh berbagai pemimpin negara di dunia, termasuk Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko, yang lama menjadi sekutunya.
BACA JUGA:Raytheon Pasok Wahana Tempur USSOCOM, Dilengkapi Radar Silent Knight, Ini Kecanggihannya
Penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, mengumumkan perjalanan kerja tersebut pada hari Senin (04/12), tetapi tidak memberikan tanggal spesifik atau rincian lebih lanjut.
Ushakov mengatakan Putin akan mendarat dan mengadakan “pertemuan di istana” dan mengadakan pembicaraan langsung dengan pemimpin UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Putin juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi, Kamis (07/12), untuk membahas apa yang Ushakov gambarkan sebagai “pembicaraan yang agak panjang.” Kedua negara ini memang telah mendiskusikan cara untuk menghindari sanksi Barat yang menargetkan mereka.
Sementara Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita Interfax pada Selasa (05/12) bahwa “semua ini akan berlangsung dalam waktu 24 jam.”
BACA JUGA:Basis Militer AS Diserang Milisi Pro Iran, Truk Tangki BBM Sebagai Pelincur Roket MLRS
Peskow menambahkan bahwa kunjungan kerja tersebut akan menitikberatkan hubungan bilateral, dan membahas lebih lanjut koordinasi pasar minyak internasional. Putin terakhir kali mengunjungi UEA pada tahun 2019.
Ke Arab Saudi
Selain itu, Putin juga dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam perjalanan satu hari, kata Ushakov.
Diskusi tersebut kemungkinan besar akan fokus pada kekhawatiran utama Moskow lainnya di Timur Tengah, yaitu minyak.
Rusia adalah bagian dari OPEC+, yang merupakan sekelompok anggota kartel dan negara-negara lain yang mengatur produksi untuk menjaga dan meningkatkan harga minyak mentah. (*)