Singkat cerita, akhirnya kepala dan tubuh dari naga yang kalah dibuang terpisah oleh raksasa tersebut.
Kepala (ulee) naga yang telah terputus (lheuh) dibuang oleh Raksasa (Seulawah Agam) ke lokasi yang saat ini dikenal dengan Ulee Lheue, sebuah kampung yang masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh.
Adapun tubuh naga dilempar ke tengah lautan. Tubuh inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Pulau Weh.
BACA JUGA:Dominasi 7 Model Rambut Pendek Wanita Paling Ngetrend 2023
Itulah sebab kenapa pulau tersebut dinamakan Weh yang dalam bahasa Aceh berati "pindah atau terpisah".
Perlu kalian ketahui bahwa Weh itu adalah nama pulaunya, sedangkan Sabang adalah nama kota di pulau tersebut.
Pulau Weh atau kota Sabang berada di wilayah administratif Provinsi Banda Aceh.
Menurut catatan ahli bahwa pulau ini pernah terhubung dengan Pulau Sumatra, namun kemudian terpisah oleh laut setelah meletusnya gunung berapi terakhir kali pada zaman Pleistosen (11 ribu tahun lalu).
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Berdirinya Pura Luhur Giri Arjuno Wisata Religi Lereng Gunung Arjuno.
Pulau Weh juga telah ditetapkan sebagai Titik Nol bagian Barat Indonesia.
Tugunya dibangun dengan cat putih dan tingginya sekitar 43,6 meter di atas permukaan laut.
Dan yang paling menarik dari pulau Weh ini tentunya panorama bawah lautnya.
Ia bak surga bagi para penyelam maupun para pencinta pantai.
BACA JUGA:Ini Dia 6 Cara Mengobati Luka yang Bernanah Dapat Dilakukan di Rumah
Bagi kalian yang berniat menyelam (diving) atau sekadar snorkling di permukaan laut, maka Pulau Rubiah adalah titik penyelaman paling tepat.
Di Pulau Rubiah ini terdapat keragaman berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang indah.