Pada tahun 1995, Cina memperoleh kesepakatan untuk memproduksi 200 unit Shenyang J-11 di dalam negeri dari peralatan yang dipasok oleh Rusia.
Sebagai bagian dari perjanjian lisensi ini, Rusia bersikeras bahwa mesin dan avionik yang digunakan pada J-11 harus bersumber dari pabrikan Rusia.
Tapi segalanya tidak berjalan sesuai rencana. Beijing di tengah jalan membatalkan perjanjian tersebut setelah perakitan unit ke-100 J-11, dengan menyatakan bahwa Su-27 bukan lagi pilihan yang sesuai Angkatan Udara Cina.
Terlepas dari tuduhan ‘pengingkaran’ atas perjanjian, Beijing kemudian mengungkapkan bahwa mereka terus melanjutkan produksi J-11 tanpa partisipasi Rusia.
Para ahli berpendapat bahwa Shenyang Aircraft Corporation mampu menduplikasi bagian-bagian dari pesawat Soviet
Tanpa persetujuan formal apa pun, yang secara langsung menimbulkan keributan di industri pertahanan Rusia.
Meskipun ada kontroversi, J-11 versi Cina menawarkan spesifikasi yang patut diperhatikan. Diawaki oleh satu pilot, J-11 menggunakan dua mesin turbofan Shenyang WS-10A “Taihang”,
Yang masing-masing mampu menghasilkan daya dorong 30.000 pon. J-11 dapat melakukan manuver sampai 9g, mencapai kecepatan maksimum Mach 2,35, dan menempuh jarak hingga 2,190 mil.
BACA JUGA:Baru Tau, Ternyata Begini Tips Atasi Pembengkakan Kelenjer Getah Bening
Ia dapat berfungsi di ketinggian hingga 62.000 kaki dan dapat mendaki dengan kecepatan yang mencengangkan yaitu 59.000 kaki per menit.
Dari segi persenjataan, J-11 dilengkapi dengan satu meriam Gryazev-Shipunov GSH-30-1 kaliber 30 mm dengan kapasitas 150 peluru.
Selain itu, sepuluh hard point memungkinkannya membawa berbagai macam rudal, roket, dan bom.(*)