"Hal ini bukanlah hal yang aneh. Tipe 209 yang didapat India dari Jerman pada pertengahan tahun 80an dan dibuat dua di antaranya di India juga dimodifikasi sesuai spesifikasi India,” kata seorang pejabat ThyssenKrupp.
Type 214 adalah kelas kapal selam diesel listrik yang dikembangkan khusus untuk ekspor oleh Howardtswerke-Deutsche Werft GmbH (HDW).
Type 214 mengadopsi desain lambung baja non-magnetik, sehingga sulit dideteksi menggunakan detektor anomali magnetik.
Peningkatan kedalaman penyelaman, perpaduan senjata dan sensor modular, serta fitur AIP yang terintegrasi penuh menjadikan Type 214 ideal untuk menambah kekuatan angkatan laut India.
Ketika kapal selam Cina melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah Samudera Hindia.
AIP meningkatkan ketahanan bawah air kapal selam, jika dibandingkan dengan harus melakukan pengisian baterai sebanyak tiga hingga empat kali
Sehingga mengurangi kerentanannya terhadap deteksi. Jerman dikenal sebagai pionir yang berhasil mengoperasionalkan sistem AIP di kapal selam mereka.
Yang juga digunakan oleh Israel, Jerman, dan Turki. Sistem AIP pada kapal selam Korea Selatan juga telah dikembangkan dari sistem Jerman.
BACA JUGA:Penyelam Angkatan Laut Australia Diserang Sonar Kapal Perusak AL Cinai
Kapal selam diesel-listrik konvensional (SSK) bertenaga AIP berada di tengah-tengah antara kapal bertenaga nuklir dan SSK non-AIP.
Hal ini memungkinkan SSK untuk tetap berada di bawah air selama 10 hingga 14 hari tanpa perlu muncul ke permukaan.
Untuk mengisi ulang baterainya ketika rentan terhadap deteksi kapal perang anti-kapal selam musuh.
SSK lain dapat bertahan di bawah air selama kurang lebih 48 jam. Fuel-cell-based AIP ini unik karena Dua tahun lalu, ketika India membuka tender, galangan Jerman tidak menunjukkan minat untuk memproduksi kapal selam dengan India.
BACA JUGA:13 Pati Dilingkup Polri Naik Pangkat Lebih Tinggi, Cek Nama san Jabatnnya Disini