Keunggulan ini membuat Pinisi mampu menaklukkan perairan dengan cepat.
BACA JUGA:Menjelajahi Goa Tewet, Menyimpan Sejarah Leluhur Suku di Kalimantan
Para pelaut Bugis menggunakan Pinisi untuk menjelajahi perairan Indonesia hingga ke wilayah-wilayah tetangga.
Keberanian dan keahlian navigasi mereka membantu memperluas pengaruh Nusantara di dunia maritim.
Kapal Belanda dan Perang Diponegoro Abad ke-19
Pada abad ke-19, kapal-kapal perang Belanda memainkan peran kunci dalam menguasai dan mengendalikan wilayah-wilayah di Indonesia.
Salah satu konflik paling signifikan adalah Perang Diponegoro (1825-1830), di mana kapal-kapal perang Belanda menghadapi perlawanan sengit di daratan dan perairan.
BACA JUGA:Sejarah Suku Bajo, Disebut Gipsi Laut Atau Manusia Ikan
Kapal-kapal perang Belanda yang besar dan bertenaga, seperti fregat dan kapal penjelajah, menjadi simbol dominasi kolonial di perairan Indonesia.
Mereka berperan dalam mengamankan jalur perdagangan dan mengendalikan gerakan perlawanan.
Era Modern, Kapal Induk dan Kapal Perang
Pertumbuhan kekuatan militer di era modern membawa Indonesia ke dalam era kapal induk.
Pada pertengahan abad ke-20, Indonesia mendapatkan kapal induk pertamanya, KRI Ibnu Sutowo (ex-Soviet Kiev-class), yang memberikan keunggulan strategis dalam pengawasan dan keamanan laut.
BACA JUGA:Mengapa Suku Moronene Sudah Ada Sejak Zaman Prasejarah? Temukan Jawabannya di Sini!
Selain kapal induk, Indonesia juga mengoperasikan berbagai kapal perang modern, termasuk kapal selam dan kapal perusak.
Ini mencerminkan evolusi kemampuan maritim Indonesia sebagai negara kepulauan yang strategis.