Hal ini dibuktikan dengan informasi yang menjelaskan bahwa pada abad ke-17, lereng Gunung Cikuray menjadi tempat pemukiman bagi para pendeta serta menjadi pusat pembelajaran berbagai macam ilmu.
BACA JUGA:Keren Abis Dah! Square Bob Style dengan 6 Style Rambut Pendek Wanita Kekinian Lainnya
Jadi, kemungkinan besar Gunung Cikuray merupakan pusat pembelajaran yang kemudian menghasilkan berbagai macam naskah-naskah kuno.
3.Pendakian Gunung Cikuray dipengaruhi cuaca
Ada baiknya kamu memperhatikan kondisi cuaca ketika hendak mendaki Gunung Cikuray.
Karena kondisi cuaca akan sangat berpengaruh terhadap pendakianmu nantinya.
Jika kamu ingin melihat pemandangan dari ketinggian Cikuray tanpa terhalang kabut tebal, maka kamu bisa mendaki saat kemarau.
BACA JUGA:Lumajang, Bali kecil di Timur Jawa yang Menyajikan Wisata Alami Tersembunyi
Kemarau bisa disebut sebagai waktu yang tepat buat mendaki gunung.
Kecilnya potensi hujan tentu saja akan memudahkan perjalanan.
Mendaki saat kemarau juga memberi peluang lebih besar untuk mendapatkan pemandangan lautan awan di Puncak Gunung Cikuray.
Meski begitu, jika mendaki saat kemarau maka kamu harus rela berjibaku dengan debu yang berterbangan di jalur pendakian.
BACA JUGA:10 Satwa Iknonik Indonesia Yang Terancam Punah, Bahkan Ada Yang Tersisa Kurang dari 80 Ekor Lagi
4.Babi Ganas Penghuni Cikuray
Untuk yang sudah pernah mendaki Gunung Cikuray tentunya sudah tak asing lagi dengan sosok yang satu.
Yap, dialah “Bagas” atau Bagong Ganas. Nama “bagas” ini diberikan oleh para pendaki kepada seekor babi hutan di Gunung Cikuray yang biasa menyambangi camp para pendaki.